Keterangan :
untuk download file ini cukup download di bawah ini :
--------------------------------------------------------------------
Konsep
Dasar Pendidikan Anak Usia Dini
10
Prinsip Dasar PAUD
1. Belajar
sambil bermain
Pada hakikatnya dunia anak adalah
bermain, melalui bermain dapat memberikan pembelajaran yang bermakna pada anak.
Contoh penerapannya >> anak bermain air dengan cara mengisi air kedalam
botol, anak melatih motorik halusnya.
2. Sesuai
dengan perkembangan anak
Pembelajaran disesuaikan dengan
tingkat perkembangan anak. Pembelajaran anak usia dini harus disesuaikan baik
lingkup maupun tingkat kesulitannya.
Contoh penerapannya >> anak
usia 4 tahun mengenal warna dan usia 5 tahun menyusun balok
3. Berorientasi
pada kebutuhan anak
Kebutuhan anak yang paling mendasar
dalam kebutuhan fisik (lapar dan haus), anak dapat belajar apabila tidak dalam
kondisi lapar dan haus
4. Anak
sebagai pembelajar aktif
Pendidik harus mampu menciptakan
suasana yang membuat anak aktif mencari, mengemukakan pendapat, menentukan pilihan.
Contoh penerapannya >>
menimbang benda, menentukan, dan bisa mengukur berat dan ringan.
5. Mengembangkan
kecerdasan anak
Bagian dari diri anak yang
dikembangkan meliputi fisik motorik, intelektual, moral, sosial, emosi,
kreativitas, dan bahasa. Mengembangkan kecakapan hidup dapat dilakukan melalui
pemberian rangsnagan untuk mengembangkan kemandirian.
Contoh penerapan >> anak
dibiasakan untuk memakai kaos kaki sendiri, memakai baju sendiri.
6. Menggunakan
lingkungan yang kondusif
Lilngkungan pembelajaran sebaiknya
diciptakan sedemikian rupa sehingga dapat menarik, menyenangkan, aman dan
nyaman bagi anak.
7. Mengembangkan
kecakapan hidup
Anak kelak berkembang menjadi
manusia yang utuh yang memiliki kepribadian dan ahlak yang mulia, cerdas dan
terampil.
8. Anak
belajar melalui interaksi sosial.
Untuk mengembangkan rasa saling
menghargai antara anak dengan pendidik dan antara anak dengan teman-temannya.
9. Belajar
dari kongkrit ke abstrak, sederhana ke kompleks gerakan ke verbal.
10. Merangsang
kreativitas dan inovasi
Contoh penerapannya >> anak
bermain peran
TUGAS
/ KEGIATAN 1
LANDASAN
FILOSOFIS PAUD
(PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI)
MENURUT
“JOHANN HEINRICH PESTALOZZI”
Pestalozzi memiliki
keyakinan bahwa segala bentuk pendidikan adalah berdasarkan pengaruh panca
indra. Cara belajar yang baik adalah mengenal berbagai konsep dengan melalui
berbagai pengalaman antara lain dengan menghitung, mengukur mersakan dan
menyentuhnya melalui pengalaman serta potensi yang dimiliki dan seorang individu
dapat dikembangkan.
Tujuannnya
adalah behwa tujuan pendidikan ialah memimpin anak menjadi orang yang lebih
baikdengan mengembangka semua daya yang dimiliki anak. Sebab pendidikan pada
hakekatnya adalah suatu usaha pemberian pertolongan agar anak dapat menolong
dirinya sendiri.
Llingkungan
keluarga memiliki andil yang cukup besar dalam membentuk kepribadian anak,
kasih sayang, lingkungan keluarga akan membantu mengembangkan potensinya.
Kecintaan
yang diberikan ibu kepada anaknya akan memberikan pengaruh terhadap keluarga
dan akan menimbulkan rasa terima kasih dalam dirinya.
Pada
dasarnya Pestalozzi menginginkan bentuk pendidikan yang harmonis dan seimbang
anatara jasmani, rohani, sosial dan agama.
LANDASAN
FILOSOFIS PAUD
(PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI)
MENURUT
“MARIA MONTESSORI”
Montessori mengatakan
bahwa mendidik anak-anak kita hendaknya ingat bahwa mereka adalah
individu-individu yang unik dan akan berkembang sesuai kemampuan mereka
sendiri.
Tugas kita sebagai orang tua dan
pendidikadalah memberikan sarana, dorongan belajar dan memfasilitasinya ketika
mereka telah siap belajar dan mempelajari sesuatu.
Dalam
keluarga harus memahami pendidikan dan perkembangan anak usia dini (PAUD)
1.
Tentang pendidikan anak usia dini (PAUD)
-
Pendidikan anak usia dini dimulai sejak
bayi lahir yang memiliki pola perkembangan, pemkiran. Tentunya dengan proses
perkembangan yang dilaluinya dengan daya piker anak.
-
Pada awal tahub ini anak-anak memiliki
periode sensitive atau kepekaan untuk mempelajari atau berlatih sesuatu.
2.
Pembelajaran pada anak PAUD hendaknya
diperlukan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan diantaranya yaitu dengan
·
Permainan
·
Suasana Riang
·
Bernyanyi
·
Menari
Pada
umumnya anak-anak baik fisik / jiwa sudah siap untuk belajar hal-hal yang
sederhana dan siap mengalami perkembangan dan kecakapan berbagai macam
keterampilan fisik / gerakan fisik seperti :
·
Meloncat
·
Melompat
·
Menangkap
·
Melempar dan menghindar
E. Rangkuman Materi
1.
PAUD adalah pemberian upaya untuk
menstimulasi, membimbing, mengasuh dan pemberian kegiatan pembelajaran yang
akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak (kompetensi).
2.
Tujuan PAUD adalah “Pembinaan bagi anak
sejak lahir sampai usia 6 tahun melalui rangsangan pendidikan jasmani dan
rohani agar siap memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut” (UU No. 20/2003)
3.
Ruang lingkup PAUD di Indonesia mencakup
usia sejak lahir sampai dengan 6 (enam) tahun. Dengan kategori pengelompokkan
usia anak sebagai berikut;
a. Anak
usia 0 – 1 tahun disebut infant (bayi)
b. Anak
usia 1 – 3 tahun disebut toddler (batita = bawah tiga tahun)
c. Anak
usia 3 – 4 tahun disebut playgroup (kelompok bermain)
d. Anak
usia 4 – 6 tahun disebut kindergarten (TK)
4.
Landasan Filosofis PAUD
a. Pandangan
Pestalozzi
1. Anak
pada dasarnya memiliki pembawaan yang baik pertumbuhan dan perkembangan yang
terjadi pada anak berlangsung secara bertahap dan berkesinambubgan.
Masing-masing tahap pertumbuhan dan perkembangan seorang individu haruslah
tercapai dengan sukses sebelum berlanjut pada tahap berikutnya.
2. Cara
belajar yang terbaik untuk mengenal berbagai konsep pada anak adalah dengan
melalui berbagai pengalaman antara lain dengan menghitung, mengukur, merasakan
dan menyentuhnya. Melalui pengalaman-pengalaman tersebut potensi-potensi yang
dimiliki oleh seorang individu dapat dikembangkan.
b. Pandangan
Maria Montessori
Montessori memandang perkembangan
anak usia prasekolah/TK sebagai suatu proses yang berkesinambungan. Ia memahami
bahwa pendidikan merupakan aktifitas diri yang mengarah pada pembentukan
disiplin pribadi, kemandirian dan pengarahan diri. Proses berfikir yang
memungkinkan anak membangun pengetahuannya sendiri dikenal dengan istilah
pikiran penyerap (absorbent mind).
c. Pandangan
Froebel
Pendidikan keluarga sebagai
pendidikan pertama bagi anak dalam kehidupannya sangatlah penting, karena
kehidupan yang dialami oleh anak pada masa kecilnya akan menentukan
kehidupannya di masa depan Froebel memandang pendidikan dapat membantu
perkembangan anak secara wajar. Ia menggunakan taman sebagai simbol dari
pendidikan anak. Apabila anak mendapatkan pengasuhan yang tepat, maka seperti
halnya tanaman muda akan berkembang secara wajar mengikuti hukumnya sendiri.
d. Pandangan
J.J. Rousseau
Rousseau memiliki keyakinan bahwa seorang ibu
dapat menjamin pendidikan anaknya secara alamiah. Ia berprinsip bahwa dalam
mendidik anak, orang tua perlu memberi kebebasan pada anak agar mereka dapat
berkembang secara alamiah.
e. Pandangan
Jean Piaget dan Lev Vigotsky
Pandangan Konstruktivis dimotori
oleh dua orang ahli psikologi yaitu Jean Piaget dan Lev Vigotsky. Pada dasarnya
paham konstruktivis ini mempunyai asumsi bahwa anak adalah pembangun
pengetahuan yang aktif. Anak mengkonstruksi pengetahuannya berdasarkan
pengalamannya.
Piaget dan Vigotsky sama-sama
menekankan pada pentingnya aktivitas bermain sebagai sarana untuk pendidikan
anak, terutama yang berkaitan dengan pengembangan kapasitas berfikir. Lebih
jauh mereka berpendapat bahwa aktivitas bermain juga dapat menjadi akar bagi
perkembangan perilaku moral. Hal itu terjadi ketika dihadapkan pada suatu situasi
yang menuntut mereka untuk berempati serta memenuhi aturan dan perannya dalam
kehidupan bermasyarakat.
f. Pandangan
Ki Hadjar Dewantara
0 comments: