Welcome Guys

Pages

Send Quick Massage

Name

Email *

Message *

Sunday, December 9, 2018

KONSEP DASAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

by endar  |  at  December 09, 2018


Keterangan :

untuk download file ini cukup download di bawah ini :
--------------------------------------------------------------------
Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini

10 Prinsip Dasar PAUD

1.      Belajar sambil bermain
Pada hakikatnya dunia anak adalah bermain, melalui bermain dapat memberikan pembelajaran yang bermakna pada anak. Contoh penerapannya >> anak bermain air dengan cara mengisi air kedalam botol, anak melatih motorik halusnya.
2.      Sesuai dengan perkembangan anak
Pembelajaran disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak. Pembelajaran anak usia dini harus disesuaikan baik lingkup maupun tingkat kesulitannya.
Contoh penerapannya >> anak usia 4 tahun mengenal warna dan usia 5 tahun menyusun balok
3.      Berorientasi pada kebutuhan anak
Kebutuhan anak yang paling mendasar dalam kebutuhan fisik (lapar dan haus), anak dapat belajar apabila tidak dalam kondisi lapar dan haus
4.      Anak sebagai pembelajar aktif
Pendidik harus mampu menciptakan suasana yang membuat anak aktif mencari, mengemukakan pendapat, menentukan pilihan.
Contoh penerapannya >> menimbang benda, menentukan, dan bisa mengukur berat dan ringan.
5.      Mengembangkan kecerdasan anak
Bagian dari diri anak yang dikembangkan meliputi fisik motorik, intelektual, moral, sosial, emosi, kreativitas, dan bahasa. Mengembangkan kecakapan hidup dapat dilakukan melalui pemberian rangsnagan untuk mengembangkan kemandirian.
Contoh penerapan >> anak dibiasakan untuk memakai kaos kaki sendiri, memakai baju sendiri.
6.      Menggunakan lingkungan yang kondusif
Lilngkungan pembelajaran sebaiknya diciptakan sedemikian rupa sehingga dapat menarik, menyenangkan, aman dan nyaman bagi anak.
7.      Mengembangkan kecakapan hidup
Anak kelak berkembang menjadi manusia yang utuh yang memiliki kepribadian dan ahlak yang mulia, cerdas dan terampil.
8.      Anak belajar melalui interaksi sosial.
Untuk mengembangkan rasa saling menghargai antara anak dengan pendidik dan antara anak dengan teman-temannya.
9.      Belajar dari kongkrit ke abstrak, sederhana ke kompleks gerakan ke verbal.
10.  Merangsang kreativitas dan inovasi
Contoh penerapannya >> anak bermain peran  

TUGAS / KEGIATAN 1
LANDASAN FILOSOFIS PAUD
(PENDIDIKAN ANAK USIA DINI)
MENURUT “JOHANN HEINRICH PESTALOZZI”

Pestalozzi memiliki keyakinan bahwa segala bentuk pendidikan adalah berdasarkan pengaruh panca indra. Cara belajar yang baik adalah mengenal berbagai konsep dengan melalui berbagai pengalaman antara lain dengan menghitung, mengukur mersakan dan menyentuhnya melalui pengalaman serta potensi yang dimiliki dan seorang individu dapat dikembangkan.
            Tujuannnya adalah behwa tujuan pendidikan ialah memimpin anak menjadi orang yang lebih baikdengan mengembangka semua daya yang dimiliki anak. Sebab pendidikan pada hakekatnya adalah suatu usaha pemberian pertolongan agar anak dapat menolong dirinya sendiri.
            Llingkungan keluarga memiliki andil yang cukup besar dalam membentuk kepribadian anak, kasih sayang, lingkungan keluarga akan membantu mengembangkan potensinya.
            Kecintaan yang diberikan ibu kepada anaknya akan memberikan pengaruh terhadap keluarga dan akan menimbulkan rasa terima kasih dalam dirinya.
            Pada dasarnya Pestalozzi menginginkan bentuk pendidikan yang harmonis dan seimbang anatara jasmani, rohani, sosial dan agama.



LANDASAN FILOSOFIS PAUD
(PENDIDIKAN ANAK USIA DINI)
MENURUT “MARIA MONTESSORI”

Montessori mengatakan bahwa mendidik anak-anak kita hendaknya ingat bahwa mereka adalah individu-individu yang unik dan akan berkembang sesuai kemampuan mereka sendiri.
Tugas kita sebagai orang tua dan pendidikadalah memberikan sarana, dorongan belajar dan memfasilitasinya ketika mereka telah siap belajar dan mempelajari sesuatu.
            Dalam keluarga harus memahami pendidikan dan perkembangan anak usia dini (PAUD)
1.      Tentang pendidikan anak usia dini (PAUD)
-          Pendidikan anak usia dini dimulai sejak bayi lahir yang memiliki pola perkembangan, pemkiran. Tentunya dengan proses perkembangan yang dilaluinya dengan daya piker anak.
-          Pada awal tahub ini anak-anak memiliki periode sensitive atau kepekaan untuk mempelajari atau berlatih sesuatu.
2.      Pembelajaran pada anak PAUD hendaknya diperlukan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan diantaranya yaitu dengan
·         Permainan
·         Suasana Riang
·         Bernyanyi
·         Menari
Pada umumnya anak-anak baik fisik / jiwa sudah siap untuk belajar hal-hal yang sederhana dan siap mengalami perkembangan dan kecakapan berbagai macam keterampilan fisik / gerakan fisik seperti :
·         Meloncat
·         Melompat
·         Menangkap
·         Melempar dan menghindar










E. Rangkuman Materi
1.      PAUD adalah pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak (kompetensi).

2.      Tujuan PAUD adalah “Pembinaan bagi anak sejak lahir sampai usia 6 tahun melalui rangsangan pendidikan jasmani dan rohani agar siap memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut” (UU No. 20/2003)

3.      Ruang lingkup PAUD di Indonesia mencakup usia sejak lahir sampai dengan 6 (enam) tahun. Dengan kategori pengelompokkan usia anak sebagai berikut;
a.       Anak usia 0 – 1 tahun disebut infant (bayi)
b.      Anak usia 1 – 3 tahun disebut toddler (batita = bawah tiga tahun)
c.       Anak usia 3 – 4 tahun disebut playgroup (kelompok bermain)
d.      Anak usia 4 – 6 tahun disebut kindergarten (TK)

4.      Landasan Filosofis PAUD
a.       Pandangan Pestalozzi
1.      Anak pada dasarnya memiliki pembawaan yang baik pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada anak berlangsung secara bertahap dan berkesinambubgan. Masing-masing tahap pertumbuhan dan perkembangan seorang individu haruslah tercapai dengan sukses sebelum berlanjut pada tahap berikutnya.
2.      Cara belajar yang terbaik untuk mengenal berbagai konsep pada anak adalah dengan melalui berbagai pengalaman antara lain dengan menghitung, mengukur, merasakan dan menyentuhnya. Melalui pengalaman-pengalaman tersebut potensi-potensi yang dimiliki oleh seorang individu dapat dikembangkan.

b.      Pandangan Maria Montessori
Montessori memandang perkembangan anak usia prasekolah/TK sebagai suatu proses yang berkesinambungan. Ia memahami bahwa pendidikan merupakan aktifitas diri yang mengarah pada pembentukan disiplin pribadi, kemandirian dan pengarahan diri. Proses berfikir yang memungkinkan anak membangun pengetahuannya sendiri dikenal dengan istilah pikiran penyerap (absorbent mind).

c.       Pandangan Froebel
Pendidikan keluarga sebagai pendidikan pertama bagi anak dalam kehidupannya sangatlah penting, karena kehidupan yang dialami oleh anak pada masa kecilnya akan menentukan kehidupannya di masa depan Froebel memandang pendidikan dapat membantu perkembangan anak secara wajar. Ia menggunakan taman sebagai simbol dari pendidikan anak. Apabila anak mendapatkan pengasuhan yang tepat, maka seperti halnya tanaman muda akan berkembang secara wajar mengikuti hukumnya sendiri.

d.      Pandangan J.J. Rousseau
 Rousseau memiliki keyakinan bahwa seorang ibu dapat menjamin pendidikan anaknya secara alamiah. Ia berprinsip bahwa dalam mendidik anak, orang tua perlu memberi kebebasan pada anak agar mereka dapat berkembang secara alamiah.

e.       Pandangan Jean Piaget dan Lev Vigotsky
Pandangan Konstruktivis dimotori oleh dua orang ahli psikologi yaitu Jean Piaget dan Lev Vigotsky. Pada dasarnya paham konstruktivis ini mempunyai asumsi bahwa anak adalah pembangun pengetahuan yang aktif. Anak mengkonstruksi pengetahuannya berdasarkan pengalamannya.
Piaget dan Vigotsky sama-sama menekankan pada pentingnya aktivitas bermain sebagai sarana untuk pendidikan anak, terutama yang berkaitan dengan pengembangan kapasitas berfikir. Lebih jauh mereka berpendapat bahwa aktivitas bermain juga dapat menjadi akar bagi perkembangan perilaku moral. Hal itu terjadi ketika dihadapkan pada suatu situasi yang menuntut mereka untuk berempati serta memenuhi aturan dan perannya dalam kehidupan bermasyarakat.

f.       Pandangan Ki Hadjar Dewantara

Ki Hadjar memandang anak sebagai kodrat alam yang memiliki pembawaan masing-masing serta kemerdekaan untuk berbuat dan mengatur dirinya sendiri. Anak memiliki hak untuk menentukan apa yang baik bagi dirinya, sehingga anak patut diberi kesempatan untuk berjalan sendiri dan tidak terus menerus dicampuri atau dipaksa. Pamong (guru) hanya boleh memberikan bantuan apabila anak menghadapi hambatan yang cukup berat dan tidak dapat diselesaikan. Pendidikan sama sekali tidak mengubah dasar pembawaan anak, kecuali memberikan tuntunan agar kodrat-kodrat bawaan anak itu bertumbuh-kembang kearah yang lebih baik. 

0 comments:

Proudly Powered by Blogger.