Welcome Guys

Pages

Send Quick Massage

Name

Email *

Message *

Saturday, March 10, 2018

RESENSI NOVEL KALAU TAK UNTUNG

by endar  |  at  March 10, 2018


RESENSI NOVEL KALAU TAK UNTUNG


1.Identitas Novel
            Judul                : Kalau Tak Untung
            Penulis             : Selasih (H. Sariamin Ismail)
            Penerbit           : Balai Pustaka, 2001
            Tebal                : 156 Halaman
            Kota terbit       : Jakarta
            Tahun terbit     : 1095

2.Kepengarangan/biografi tokoh “selasih”
H. Sariamin Ismail selain dikenal sebagai seorang sastrawan juga merupakan salah seorang tokoh dan pemikir pendidikan pergerakan Nasioanl. Dilahirkan oleh seorang ibu bernama Sari Uyah dan bapaknya bernama Lalu yang bergelar Dt. Raja Malintang. Anak kedua dari lima bersaudara ini lahir di kampung Koto Panjang desa Sunurut, Talu, Pasaman, Sumatera Barat pada tanggal 31 Juli tahun 1909

3.Sinopsis Novel Kalau Tak Untung
      Rasmani dan Masrul adalah dua orang sahabat karib. Persahabatan yang dimulai sejak mereka duduk dibangku sekolah dasar itu menimbulkan perasaan lain didiri Rasmani. Diam-diam dia mencintai pemuda yang begitu menyayanginya dan memanjakanya itu. Ketika Masrul harus pindah ke Painan untuk bekerja, Rasmani dengan berat hati melepaskanya.
Perasaan ini pun dirasakan oleh Masrul. Surat pertama yang diterima Rasmani dan Masrul, setelah beberapa hari mereka berpisah, membuatnya tak percaya. Guru yang mengajar di desanya ini menduga akan mendapatkan berita yang menggembirakan, tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Dalam suratnya, Masrul mengatakan bahwa dia harus menikah dengan Aminah, anak mamaknya, dua tahun setelah ia mendapatkan banyak pengetahuan di Painan. Masrul melakukan itu karena terpaksa. Ia harus menuruti keinginan kaum kerabatnya, terutama ibunya. Demi kebaikan Masrul, Rasmani menerima sikap Masrul walaupun dengan menahan perasaannya yang sakit. Diperantauan, Masrul bekerja sebagai juru tulis.
Ia mendapat tawaran dari Guru Kepala untuk menikahi anaknya yang bernama Muslina. Pada mulanya, Masrul menolak karena ternyata hati kecilnya lebih tertarik pada Rasmani yang telah lama dikenalnya. Selain itu, ia juga merasa tidak enak kepada Aminah dan kaum kerabatnya apabila ia mengingkari janjinya. Akan tetapi, karena kepintaran Guru Kepala dan istrinya itu mendesak Masrul, akhirnya Masrul menerima tawaran itu. Keputusan Masrul untuk menikah dengan Muslina membuat kaum kerabatnya kecewa dan marah besar. Perasaan Rasmani sendiri begitu kacau. ” Bagaimana hati Rasmani ketika menerima surat Masrul yang mengatakan beristri itu, tak cukup rasanya perkataan dalam bahasa yang kan mewartakanya karena ketika itulah ia tahu benar dan insyaf bahasa ia cinta kepada Masrul.” Kehidupan rumah tangga Masrul dengan Muslina yang sudah membuahkan seorang anak, ternyata tidak berjalan serasi. Keduanya sering terjadi percecokan. Hal itu disebabkan tidak dihargainya Masrul sebagai seorang suami.
Akibatnya, Masrul sering tidak pulang kerumahnya. Ia menghabiskan waktunya dengan bermabuk-mabukan. Keadaan yang semakin memburuk dan tidak dan tidak ada tanda-tanda terselamatkan, membuat Masrul berpikir untuk menceraikan Muslina. Jawabanya pun tidak memuaskan hatinya sehingga keputusan cerai mutlak dilakukan. Sementara itu, Rasmani yang sudah berkeinginan untuk tidak menikah setelah pujaan hatinya menikah dengan orang lain, bertambah hancur hatinya.
Ia tidak bisa melawan rasa cintanya pada Masrul walaupun berbagai usaha dilakukanya, termasuk mengizinkan Masrul menikah dengan Muslina, keputusan yang sebenarnya bertentangan dengan hati nurani. Hal ini ditambah lagi dengan pernyataan Masrul belakangan, yang mengatakan bahwa selama ini hidupnya tidak beruntung dan sebetulnya ia mencintai Rasmani. “Api yang telah hampir padam itu, mulailah kembali  memperlihatkan cahayanya, menyala makin lama, makin besar. Kenyataan yang tidak diduga oleh Rasmani dan keluarganya adalah ketika Masrul muncul di kediamanya  di Bukitinggi. Semua kejadian diceritakan oleh Masrul yang membuat Rasmani begitu sedih dengan penderitaan kekasihnya itu. Beberapa waktu kemudian, Masrul melamar Rasmani. Namun, sebelum mewujudkan pernikahanya, ia meminta izin untuk mencari pekerjaan terlebih dahulu karena sebelumnya ia telah mengundurkan diri dari pekerjaanya di Painan.
Masrul ingin mencari pekerjaan di Medan, dengan harapan akan lebih cepat bekerja dengan bantuan adik Engku Rasad, teman baiknya di Painan. Akan tetapi sampai beberapa bulan lamanya, Masrul belum juga mendapatkan pekerjaan dan berita keadaan dirinya tak pernah dikabarkan kepada Rasmani. Hal ini membuat Rasmani berkecil hati dan menganggap Masrul tidak setia. Rasa putus asa Rasmani bertambah-tambah setelah Masrul mengatakan bahwa Rasmani tidak usah menunggunya kalau ada orang lain mencintainya, dalam suratnya yang datang kemudian. Keputusan Masrul itu membuat Rasmani jatuh sakit. Rupanya sakit Rasmani yang hmpir sembuh dengan kedatangan  Dalipah, kakaknya yang selalu mendampinginya dalam kesedihan, kambuh lagi karena dikabarkan bahwa Masrul berhasil mendapatkan pekerjaan dan membatalkan keputusan yang dulu disampaikan kepada Rasmani melalui surat yang datang menyusul.
“Surat yang membawa kabara baik itu rupanya lebih mengejutkan Rasmani dan lebih merusakan jantungnya yang telah luka itu, dari surat yang dahulu. Rasmani akhirnya meninggal tanpa disaksikan Masrul yang datang terlambat.

4.Unsur-unsur intrinsik
a.         Tokoh :
1.      Ibu Rasmani          : Baik, penyayang
2.      Dalipah                  : Penyayang
3.      Datuk Sinaro         :  penyayang
4.      Masrul                   : penolong, baik, terkadang egois
5.      Ibu Masrul             : egois
           
5.Tema   : Penyesalan yang terlambat
6.Alur     : maju mundur (campuran)
7.Latar   :
a.       Tempat          : di rumah, kuburan, sekolah, jalan tol, sawah, kota
b.      Waktu           : pagi hari, siang hari, malam hari
c.       Suasana         : menyedihkan, terharu, menyenangkan

8.Sudut pandang: orang ketiga serba tau
9.Unsur Ekstrinsik        
a.       Nilai Agama
selalu mengucap astafirulah ketika mengalami kesalahan dan selalu memohon kepada allah.
b.      Nilai kesopanan
Ketika Masrul hendak mau pergi merantau, dia banyak menemui orang-orang desa untuk mengatakan selamat tinggal bahwa dia akan pergi jauh. Terutama keluarga Rasmani.
c.       Nilai Moral
Masrul mengabaikan perjodohan orang tuanya dengan Aminah dan dia memilih  menikahi Muslinah  yang dijodohkan oleh gurunya.

10.        Kelemahan dan Kelebihan
a.        Kelemahan
Novel ini lumayan susah untuk dipahami karena masih memakai ejaan lama. Gaya bahasanya juga belum beragam.
b.        Kelebihan
Novel ini mengajarkan kita pentingnya  pendidikan. Walaupun Masrul tinggal di perdesaan tetapi niatnya untuk sekolah tinggi dan dapat pekerjaan sangat besar. Walaupaun hatinya sangat sedih untuk meninggalkan keluarga tercintanya yang ada di desa, tetapi dia harus melakukannya karena itulah yang dicita-citakannya sewaktu kecil.

11.        Kesimpulan
Novel Kalau Tak Untung ini menceritakan kisah dimana kakak beradik yang harus terpisah jauh karena faktor pekerjaan. Namun hal itu tidak memisahkan rasa sayang mereka terhadap satu sama lain. Mereka selalu berkirim surat walaupun membalas suratnya cukup lama.
Walaupaun mereka tinggal di perdesaan, tetapi itu tdak mematahkan semangat mereka untuk bekerja di negeri orang. Karena orang yang bersungguh-sungguh akan di berikan Tuhan keindahan dan kemudahan dalam menjalani pekerjaan.


0 comments:

Proudly Powered by Blogger.