Welcome Guys

Pages

Send Quick Massage

Name

Email *

Message *

Saturday, December 30, 2017

MAKALAH LANDASAN DAN HAKIKAT PENYELENGGARAAN PAUD

by endar  |  at  December 30, 2017

MAKALAH LANDASAN DAN HAKIKAT  PENYELENGGARAAN PAUD

dibawah ini adalah makalah Hasil Demo dari File yang admin punya kalau anda berminat dengan Makalah Judul ini anda Bisa Download file nya di bawah setelah isi makalah ini, jadi anda tidak usah repot - repot mengedit ulang lagi.




BAB I
PENDAHULUAN

       A.    Latar Belakang
Kesulitan Dan tantangan dalam kehidupan manusia baik yang diakibatkan oleh lingkungan maupun alam yang kurang bersahabat, sering memaksa manusia untuk mencari cara yang memungkinkan mereka untuk keluar dari kesulitan yang dialaminya. Masih banyaknya warga yang tidak melanjutkan pendidikan ke taraf yang memungkinkan mereka menggeluti profesi tertentu, menuntut upaya-upaya untuk membantu mereka dalam mewujudkan potensi yang dimilikinya agar dapat bermanfaat bagi pembangunan bangsa.
Sejauh ini, anggran yang berkaitan dengan pendidikan mereka masih terbatas, sehingga berbagai upaya untuk dapat terus mendorong keterlibatan masyarakat dalam membangun pendidikan terus dilakukan oleh pemerintah. Hal ini dimaksudkan agar makin tumbuh kesadaran akan pentingnya pendidikan dan mendorong masyarakat untuk terus berpartisipasi aktif di dalamnya.
Bertitik tolak dari permasalahan yang dihadapi, pendidikan luar sekolah berusaha mencari jawaban dengan menelusuri pola-pola pendidikan yang ada, seperti pesantren, dan pendidikan keagamaan lainnya yang keberadaannya sudah jauh sebelum Indonesia merdeka, bertahan hidup sampai sekarang dan dicintai, dihargai dan diminati serta berakar dalam masyarakat.
Kelanggengan lembaga-lembaga tersebut karena tumbuh dan berkembang, dibiayai dan dikelola oleh dan untuk kepentingan masyarakat. Di sisi lain, masyarakat merasakan adanya kebermaknaan dari program-program belajar yang disajikan bagi kehidupannya, karena pendidikan yang diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi nyata masyarakat.
Dalam hubungan ini pendidikan termasuk pendidikan nonformal yang berbasis kepentingan masyarakat lainnya, perlu mencermati hal tersebut, agar keberadaannya dapat diterima dan dikembangkan sejalan dengan tuntutan masyarakat berkaitan dengan kepentingan hidup mereka dalam mengisi upaya pembangunan di masyarakatnya.Ini berarti bahwa pendidikan nonformal perlu menjadikan masyarakat sebagai sumber atau rujukan dalam penyelenggaaraan program pendidikannya.
Hasil kajian Tim reformasi pendidikan dalam konteks Otonomi daerah (Fasli Jalal, Dedi Supriadi. 2001) dapat disimpulkan bahwa apabila pendidikan luar sekolah (pendidikan nonformal) ingin melayani, dicintai, dan dicari masyarakat, maka mereka harus berani meniru apa yang baik dari apa yang tumbuh di masyarakat dan kemudian diperkaya dengan sentuhan-sentuhan yang sistematis dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan lingkungan masyarakatnya. Strategi itulah yang perlu terus dikembangkan dan dilaksanakan oleh pendidikan luar sekolah dalam membantu menyediakan pendidikan bagi masyarakat yang karena berbagai hal tidak terlayani oleh jalur formal/sekolah.
Bagi masyarakat yang tidak mampu, apa yang mereka pikirkan adalah bagaimana hidup hari ini, karena itu mereka belajar untuk kehidupan; mereka tidak mau belajar hanya untuk belajar, untuk itu masyarakat perlu didorong untuk mengembangkannya melalui Pendidikan nonformal berbasis masyarakat, yakni pendidikan nonformal dari, oleh dan untuk kepentingan masyarakat.
Pendidikan Nonformal merupakan jalur pendidikan diluar pendidikan formal untuk melayani kebutuhan pendidikan masyarakat dalam rangka menigkatkan pendidikan,keterampilan,sikap dan nilai yang dilaksanakan secara berjenjang dan berstruktur dengan sistem yang luwes, fungsional dan mengembangkan kecakapan hidup untuk belajar sepanjang hayat.
Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hiduf,pendidikan anak usia dini,pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan kepemudaan,pendidikan keaksaraan,pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja,pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembagkan kemampuan peserta didik.
Dari apa yang telah diuraikan dapatlah ditarik beberapa kesimpulan berkaitan dengan Pendidikan Nonformal berbasis Masyarakat sebagai berikut :
·         Pendidikan berbasis masyarakat merupakan upaya untuk lebih melibatkan masyarakat dalam upaya-upaya membangun pendidikan untuk kepentingan masyarakat dalam menjalankan perannya dalam kehidupan.
·         Pendidikan nonformal berbasis masyarakat merupakan suatu upaya untuk menjadikan pendidikan nonformal lebih berperan dalam upaya membangun masyarakat dalam berbagai bidangnya, pelibatan masyarakat dalam pendidikan nonformal dapat makin meningkatkan peran pendidikan yang dapat secara langsung dirasakan oleh masyarakat.
·         Untuk mencapai hal tersebut pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan pendidikan nonformal menjadi suatu keharusan, dalam hubungan ini diperlukan tentang pemehaman kondisi masyarakat khususnya di desa berkaitan dengan hal-hal yang dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kualitas hidupnya, serta turut bertanggungjawab dalam upaya terus mengembangkan pendidikan yang berbasis masyarakat, khususnya masyarakat desa.

     B.     Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini untuk menambah ilmu pengetahuan penulis dalam bidang  landasan Yuridis, filsafat, ilmu dan teori pendukung pendidikan nonformal dan agar bisa memahami lebih baik lagi tentang pendidikan nonformal.

      C.    Rumusan Masalah
Disini akan membahas yang mempunyai hubungan erat dengan pendidikan nonformal;
Tentang Pancasila
·        Undang-undang Dasar 1945
·       Garis Besar Haluan Negara
·       Filsafat Pendidikan
·        Teori-teori Pendikan
·       dan sebagainya

                                   ===============================================


BAB II
PEMBAHASAN

      A.    Hakikat Anak Usia Dini
Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun ( NAEYC, 1992 ). Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia (Berk, 1992).
Pendidikan anak usia dini adalah merupakan salah satu bentuk penyelenggraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakkan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik ( koordinasi motorik halus dan kasar ) , kecerdasan ( daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spritual ), sosio emosional ( sikap dan perilaku serta beragama ), bahasa dan komunikasi , sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Contohnya, ketika menyelenggarakan lembaga pendidikan seperti kelompok bermain, TK atau lembaga PAUD yang berbasis pada kebutuhan anak.
Pendidikan anak usia dini merupakan sebuah pendidikan yang dilakukan pada anak yang baru lahir sampai dengan delapan tahun. Pendidikan pada tahap ini memfokuskan pada physical, intelligence/cognitive,emotional,and social education.
Upaya PAUD bukan hanya dari sisi pendidikan saja, tetapi termasuk upaya pemberian gizi dan kesehatan anak sehingga dalam pelaksanaan PAUD dilakukan secara terpadu dan komprehensif (Depdiknas, Panduan Mengajar di TK/RA, 2002).
Usia dini lahir sampai enam tahun merupakan usia yang sangat meneentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian seorang anak. Usia itu, sebagai usia penting bagi perkembangan intelegensi permanan dirinya, mereka juga mampu menyerap informasi yang sangat tinggi.Berkaitan dengan pendidikan anak usia dini, terdapat beberapa masa yang secara langsung maupun tidak langsung 
mempengaruhi bagaimana seharusnya seorang pendidik menghadapi anak usia dini, anatara lain, sebagai berikut :
·         Masa Peka
·         Masa Egosentris
·         Masa Meniru
·         Masa Berkelompok
·         Masa Bereksplorasi
·         Masa Pembangkangan

      B.     Hakikat Pendidik Anak Usia Dini
Istilah pendidik pada hakikatnya terkait sangat erat dengan istilah guru secara umum. Guru diidentifikasikan sebagai : (1) Orang yang memiliki kharisma atau wibawa hingga perlu untuk ditiru atau diteladani; (2) Orang dewasa secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar dan membimbing anak; (3) Orang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata dan mengelola kelas dan (4) Suatu jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus.
Guru mempunyai pengaruh besar bagi perkembangan anak selama memberikan perkembangan yang sesuai, kreatif, dan menstimulasi kurikulum, serta lingkungan kelas. Dalam proses merancang dan menulis kurikulum ini telah dibuat asumsi tentang pembelajaran efektif bagi anak.
·         Para guru ingin menyediakan kualitas yang terbaik dan efektif dalam proses pendidikannya.
·         Pendidik yang efektif memiliki keahlian dan pengalaman.
·         Pendidik yang efektif menghargai perbedaan-perbedaan individu.
·         Pendidik yang efektif memilki pengaruh terhadap anak yang diasuhnya.
·         Mereka dapat membuaat kebijakan tentang penggunaan sistem pendidikan dan pengunaannya.
Mengutip pendapat Piaget ( Catron dan Allen:1990,h ) peran guru lebih sebagai mentor atau fasilitator, dan bukan penstransfer ilmu pengetahuan semata, karena ilmu tidak dapat ditransfer dari guru kepada anak tanpa keaktifan anak itu sendiri.
Dalam proses pembelajaran, tekanan harus diletakkan pada pemikiran guru. Oleh karenanya, penting bagi guru untuk dapat :
·         mengerti cara berfikir anak
·         mengembangkan dan menghargai pengalaman anak
·         memahami bagaimana anak mengatasi suatu persoalan
·         menyediakan dan memberikan materi sesuai dengan taraf perkembangan  kognitif anak agar lebih berhasil membantu anak berfikir dan membentuk pengetahuan.
·         menggunakan berbagai metode belajar yang bervariasi yang memungkinkan anak aktif mengkonstruksi pengetahuan.

      a.      Macam- Macam Peranan Guru
Peran dari guru kelas boleh jadi bagian yang paling penting dari rencana pelajaran yang tak terlihat. Kekritisan dalam menetukan keefektivan dan kualitas perawatan dan pendidikan untuk anak kecil. Guru mungkin merupakan faktor yang paling penting dalam mendidik anak usia dini dan berpengalaman merawat anak. Untuk memberikan lingkungan pelajaran yang kreatif untuk anak-anak secara optimal, guru-guru harus berkembang dan mempunyai sikap yang kuat, sifat dan bahwa guru-guru berkemampuan mempunyai ciri-ciri yang berhasil dan belajar menyeimbangkan macam-macam dari tugas yang mereka butuhkan untuk menduga.
      1)      Tingkah Laku, Sifat, dan Kemampuan dari guru yang berhasil
Cara berfikir dan cara dari berkelakuan yang membedakan kualitas dari guru-guru yang sebenarnya memasukkan kecakapan untuk mengambil resiko, untuk memperlihatkan perasaan sayang mempertemukan diantara orang-orang, untuk kesenangan meniru seseorang dan spontanitas, untuk membuka semua kesempatan untuk keduanya guru dan pelajar, dan untuk membagi gaya tarik dari keunikan dari diri mereka sendiri dan orang yang penyayang (buscaglia, 1984).
Guru yang baik untuk anak-anak memiliki banyak sifat dan ciri khas. Meninjau dari penelitian Feeney dan Chun ( 1985 ) mendasarkan guru-guru terbaik untuk anak-anak memperlihatkan ciri khas seperti di bawah ini: kehangatan hati, kepekaan, mudah beradaptasi, jujur, ketulusan hati, sifat yang bersahaja, sifat yang menghibur, menerima perbedaan individu, mampu mendukung pertumbuhan tanpa terlalu melindungi, badan yang sehat dan kuat, ketegaran hidup, perasaan kasihan/keharuan, menerima diri emosi yang stabil, percaya diri, mampu untuk terus-menerus berprestasi dan dapat belajar dari pengalaman (hymes,1968;read&patterson,1980;yardley,1971).
Ciri guru yang berhasil mendorong pertumbuhan dan perkembangan daya cipta anak:
·         mereka ingin membaca diantara bermacam-macam, agar kemungkinan ingat dimasa mendatang
·         mereka memiliki kesanggupan untuk melihat kemungkinan dimasa mendatang, orangnya kerap kali kreatif
·         mereka terbuka kepada petunjuk baru dan perkembangan baru
·         mereka menunjukkan suatu perhatian pada yang baru dan pilihan yang belum dicoba juga untuk baru pengetahuan melalui tangkapan suatu instusi dari maksud dan kompleks
·         mereka lebih fokus pada pekerjaan dengan teori dan imajinasi dari pada tentang perlakuan dengan nyata dan perincian praktis
·         mereka mudah mengatur suatu kebetulan dan yang tidak diduga-duga.
·         mereka memperlihatkan sifat mudah beradaptasi, penyesuaian dan toleransi (tegano,moran,& sawyers, 1991,P.102;reprinted by permission of NEA)

     a.      Peranan  Guru  dalam Berinteraksi
Guru dari anak kecil akan sering berinteraksi dengan anak dalam perhatian. Interaksi dapat kedua-duanya yaitu lisan dan tidak lisan dan akan diperlihatkan dengan jelas rasa hormat dan kasih sayang untuk anak(accreditation criteria an procedures, 1991). Guru akan berinisiatif memfariasikan lisan, seperti sebagai sukarelawan, informasi untuk anak, meminta mereka membuka semua keraguan dengan memberikan perintah, dan benar-benar bercakap-cakap dengan mereka.

    b.      Peranan Seorang Guru Pengasahan
Pendidik masa kecil anak menganjurkan untuk mengasuh dengan sentuhan dan kasih sayang (allen,1986). Pengasuhan saling mempengaruhi seperti pelukan, getaran, cara mengemong, dan menggendong adalah untuk kebutuhan perkembangan fisik dan psikologis anak. Kontak fisik melalui bermain, memberikan perhatian, dan pengajaran adalah penting dalam mendorong perkembangan fisik, kesehatan emosionil, dan kasih sayang untuk guru.
Memelihara interaksi membantu anak mengembangkan gambaran diri positif dan konsep diri seperti pengalaman hormat mereka dan ikut sertanya kontak fisik dengan guru. Memberikan perhatian dengan penuh kasih sayang dan menambah sentuhan keduanya yaitu perkembangan emosi dan kognitif.

    c.       Peranan Seorang Guru dalam Mengatur Tekanan
Guru membantu anak untuk belajar mengatur tekanan akan menciptakan permainan dan mempelajari lingkungan yang aman pengelolaan tekanan dan dapat mengatasi kemampuan membantu perkembangan. Guru juga akan memberikan anak keterangan perkembangan yang tepat tentang peristiwa tekanan, memberikan pententraman hati lagi secara fisik, dan mendorong anak untuk menjawab pertanyaan, mengutarakan perasaan, dan membicarakan pandangan mereka sendiri (allen,1988).

   d.      Peranan Guru dalam  Memberikan Fasilitas
Guru memudahkan perkembangan kreativitas terutama melalui pembukaan, tidak langsung mengambil keputusan, menerima penampilan dan sikap santai, lingkungan belajar yang fleksibel, merupakan sumber aktivitas yang kaya dan berlimpah.Para guru menyarankan kepada anak-anak untuk menemukan berbagai macam kesempatan individu dan menginterpretasikan aktivitas, mendorong timbulnya pengekspresian diri.

   e.       Peran Guru dalam Perencanaan
Rencana guru untuk pengamanan seorang anak diperlukan untuk keamanan lingkungan fisik dan psikologi. Para guru merencanakan kebutuhan anak-anak untuk aktifitas mereka, perhatian, stimulasi, dan kesuksesan melalui keseimbangan dan kesatupaduan hari di dalam kelas dan melalui implementasi desain kegiatan yang terencana untuk menemukan kebutuhan-kebutuhan itu.

   f.       Peran Guru dalam Pengayaan
Asosiasi Nasioanal Pendidikan anak menyarankan untuk mengikuti garis pedoman untuk menjamin penggunaan perkembangan strategi mengajar yang tepat:
·         guru menyiapkan lingkungan belajar untuk anak
·         anak-anak memilih sendiri aktifitas mereka berbagai macam area belajar yang disediakan  oleh guru
·         anak-anak diharapkan menjadi aktif secara fisik dan mental.
·         Anak-anak bekerja secara individual atau dalam kelompok kecil atau kelompok informal dalam waktu yang lebih banyak.
·         Anak-anak disediakan aktivitas belajar secara kongkrit dengan barang-barang dan orang-orang yang sesuai untuk pengalaman hidup mereka.
·         Guru bergerak diantara kelompok-kelompok dan individu untuk memudahkan keterlibatan anak dengan barang-barang dan aktivitas-aktivitas mereka dengan bertanya, memberikan saran, atau menambahkan barang-barang yang lebih kompleks atau ide-ide untuk situasi.
·         guru menerima bahwa ada lebih dari satu jawaban yang benar (NAEYC,1986,pp3-24)



   g.      Peran Guru dalam Menangani Masalah
Guru sebagai penangan masalah menggunakan proses yang meliputi perolehan informasi, mempertimbangkan jalan alternatif, mengevaluasi hasil dan mempergunakan pengaruh bolak-balik untuk program terus menerus. Untuk mengembangkan kemampuan pemecahan  masalah, para guru harus mengembangkan sebuah keputusan-sebuah kemungkinan untuk keefektivan peraturan dan respon pada situasi kelas yang bervariasi.

   h.      Peran Guru dalam Memberi Pengarahan
Peranan guru sebagai pengarah melewati pengarahan/anjuran untuk menemukan kebutuhan anak dalam kelas mereka sendiri, dalam dunia politik masyarakat dan komitmen untuk menjadi sempurna dibidang pendidikan anak usia dini. Para guru harus mentaati personalitas dan kode etik profesional;Asosiasi Nasional untuk kode etik tingkah laku Pendidikan Anak (Feeney & Kepnis, 1996) (Lampiran A) adalah bijaksana dan diterima secara luas sebagai standar dalam bidang pendidikan anak usia dini.

i.        Peran Guru dalam Memberi Pengajaran
Guru terbaik bagi anak usia dini melakukan dan mengembangkan pembelajaran yang berkelanjutan sebagai profesi pendidikan anak usia dini yang efektif. Katz mengidentifikasi 4 tingkat pertumbuhan dan perkembangan keprofesionalan seorang guru. Kelangsungan hidup (Survival),penggabungan (consolidation),pembaharuan(renewal),dan kedewasaan (maturity).
Guru yang 1) memiliki kewaspadaan pada penampilan, atribut, dan kemampuan mereka; 2) efektif dalam membuat keputusan tentang interaksi, pengasuhan, manajemen stres, fasillitasi, perencanaan, memperkaya, memecahkan masalah, mengarahkan, dan membelajarkan; dan 3) memiliki komitmen pada profesi dan personal yang mengagumkan, membuat perbedaan yang nyata pada kehidupan anak-anak usia dini. Sebagai pembuktian, tanggung jawab pendidik anak usia dini, mengajar adalah kesungguhan “ sebuah profesi yang mengarahkan yang dapat menantang anatara hati dan pikiran”(Smith,1982). pendidikan dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya.

    C.    Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini
Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu lembaga yang memberikan layanan pengasuhan, pendidikan dan pengembangan bagi anak lahir sampai enam tahun dan atau enam tahun sampai delapan tahun, baik yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah dan non pemerintah.
Kegiatan pendidikan seharusnya disusun dalam suatu rencana kegiatan pendidikan diarahkan pada tiga peran pendidikan anak usia dini, yaitu:
     1)      Pendidikan sebagai proses belajar dalam diri anak
     2)      Pendidikan sebagai proses sosialisasi
     3)      Pendidikan sebagai proses pembentukan kerja sama peran

    D.    Landasan Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini
          a.      Landasan Yuridis
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan bagian dari pencapaian tujuan pendidikan nasional, sebagimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasioanl yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusa yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan  dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Berdasarkan UU No.23 Tahun 2002 Pasal 9 Ayat 1 tentang Perlindungan Anak dinyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pendidikan dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya.

  
     b.      Landasan Filosofis dan Religi
Pendidikan dasar anak usia dini pada dasarnya harus berdasarkan pada nilai-nilai filosofis dan religi yang dipegang oleh lingkungan yang berada disekitar anak dan agama yang dianutnya. Pendidikan agama menekankan pada pemahaman tentang agama serta bagaimana agama diamalkan dan diaplikasikan dalam tindakan serta perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Dibutuhkan situasi dan kondisi yang kondusif pada saat memberikan stimulasi dan upaya-upaya pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan anak yang berbeda satu dengan yang lainnya (individual differences)
- ontologis
- Epistomologis
- Aksiologis

     c.       Landasan Keilmuan dan Empiris
Pendidikan anak usia dini pada dasarnya harus meliputi aspek keilmuan yang menunjang kehidupan anak dan terkait dengan perkembangan anak. Konsep keilmuan PAUD bersifat isomorfis artinya kerangka keilmuan PAUD dibangun dari interdisiplin ilmu.
Dari segi empiris, banyak sekali penelitian yang menyimpulkan bahwa pendidikan anak usia dini sangat penting, anatara lain yang menjelaskan bahwa pada waktu manusia lahir, kelengkapan organisasi otak, memuat 100-200 milyar sel otak (Teyler,1997 dalam Clark, 1986) yang siap dikembangkan serta diaktualisasikan mencapai tingkat perkembangan potensi tertinggi, tetapi hasil riset membuktikan bahwa hanya 5 % dari potensi anak itu yang terpakai. Hal itu disebabkan kurangnya stimulasi yang mengoptimalkan fungsi otak.

                  =================================================

  
BAB III
PENUTUP


      A.    Kesimpulan
Ø  Anak usia dini adalah sekelompok individu yang berusia antara 0-8 tahun yang sedang   berada dalam masa pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun psikis.
Ø  Pendidik anak usia dini di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu jabatan atau profesi yang memerlukan kompetensi, keterampilan dan keahlian khusus di bidang keusaiadinian. Ciri yang harus dimiliki seorang pendidik anak usia dini adalah: (1) memiliki kharisma atau wibawa dan dapat menjadi panutan atau teladan; (2) memiliki tanggung jawab secara sadar dalam mendidik, mengajar dan membimbing anak; (3) memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata dan megelola kelas secara profesional.
Ø  Landasan penyelenggaraan PAUD terdiri dari landasan yuridis, yaitu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; landasan filosofis dan religi, yaitu berdasarkan nilai-nilai filosofis dan religi yang dianut dan secara turun-temurun berkembang dilingkungan; serta landasan keilmuan dan empiris, yaitu berdasarkan berbagai temuan teknisi yang bersifat isomorfis dari berbagai disiplin keilmuan usia dini.

      B.     Saran
Kami mengharapkan agar para pembaca atau mahasisiwi mampu memahami, menganalisa tentang hakikat anak usia dini, hakikat Pendidik Anak Usia dini, Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini,dan Landasan Penyelengggaraan Pendidikan Anak Usia Dini serta menambah pengetahuan dan wawasan tentang peran penting menjadi pendidik Anak Usia Dini.


DAFTAR PUSTAKA

Andi Yudianto. 2009. Perkembangan Intelektual. Jakarta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2007. Undang-undang No.20 Tahun 2009 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Depdiknas:Jakarta.
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Depdiknas. 2007. Kerangka Dasar Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini. Universitas Negeri Jakarta: Jakarta.
M. Hariwijaya dan Bertiani Eka Sukaca. 2007. PAUD Melejitkan Potensi Anak dengan Pendidikan Sejak Dini. Bandung
M. Solehuddin, 1997. Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. IKIP Bandung:Bandung.
. 2008. Psikologi Pendidikan, Makalah. Universitas Gunadarma:Jakarta.
Suyatman. 2008. Pengembangan Kecerdasan Spritial, emosional dan Intelektual, sebuah makalah. Jakarta.

                        =================================================

untuk download file MAKALAH DIATAS anda bisa download Di SINI

0 comments:

Proudly Powered by Blogger.