Welcome Guys

Pages

Send Quick Massage

Name

Email *

Message *

Sunday, February 18, 2018

MINERAL KUARSA

by endar  |  at  February 18, 2018


MINERAL KUARSA

Pengertian Mineral Kuarsa


Kuarsa adalah senyawa kimia yang terdiri dari satu bagian silikon dan dua bagian oksigen atau biasa disebut silikon dioksida (SiO2). Kuarsa merupakan mineral yang paling berlimpah ditemukan di permukaan bumi dan sifatnya yang unik dapat membuatnya menjadi salah satu mineral yang paling berguna.

Dimana Kuarsa Dapat Ditemukan ?
Kuarsa adalah mineral yang terdistribusi secara luas di permukaan bumi. Mineral ini dapat terbentuk pada semua suhu pembentukan mineral. Kuarsa banyak ditemukan di batuan beku, metamorf, dan batuan sedimen.

Kuarsa sangat tahan terhadap pelapukan mekanik dan kimia. Daya tahan inilah yang membuat mineral ini banyak ditemukan di puncak gunung, pantai, sungai, dan gurun pasir. Kuarsa dapat hadir dimana-mana, berlimpah dan resisten. Tambang deposit kuarsa banyak ditemukan di seluruh dunia.

Kegunaan dan Nilali Ekonomis Mineral Kuarsa


Kuarsa merupakan salah satu bahan alami yang paling berguna. Kegunaannya selalu dihubungkan dengan sifat fisik dan kimianya. Mineral kuarsa memiliki kekerasan 7 pada Skala Mohs yang membuatnya sangat resisten. Hal ini disebabkan karena ikatan struktur kimianya yang dapat berhubungan dengan berbagai macam unsur

Kursa memiliki sifat listrik dan tahan panas yang membuatnya berguna dalam produk elektronik. Kuarsa sering memiliki warna yang berkilau dan "diaphaneity", membuatnya berguna sebagai batu permata dan juga bahan pembuatan kaca.

Kristal kuarsa dapat digunakan untuk tujuan khusus. Kristal kuarsa yang berkualitas tinggi adalah silika kristal tunggal dengan sifat optik ataupun elektronik. Para ahli memperkirakan ada sekitar sepuluh miliar kristal kuarsa digunakan setiap tahun.

Kristal kuarsa dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan filter, kontrol frekuensi, timer, sirkuit elektronik yang menjadi komponen penting dalam ponsel, jam tangan, receiver televisi, komputer, alat navigasi, lensa, penutup laser, dan berbagai macam perangkat khusus lainnya.

Mineral Kuarsa Dalam Deret Bowen

Deret kontinyu menggambarkan pembentukan feldspar plagioklas yang dimulai dari anorthite yang kaya akan Ca (kalsium) menjadi Oligoklas yang kaya akan Na(natrium). Pada deret ini disebut deret kontinyu karena pembentukan mineral yang satu dengan mineral yang lain dalam satu deret memiliki hubungan yang dekat seperti bitownite yang memiliki rumus kimia (Na, Ca) Al (Al,Si,)Si2O8 sangat berhubungan dengan pembentukan mineral andesin yang juga memiliki rumus kimia yang sama hanya saja nanti ada perbedaan dalam komposisi Na (natrium) dan Ca (kalsium) atau Al (aluminium) dan Si (silikon) yaitu (Na, Ca) Al, 2Si3, 2O8 .

Pada deret diskontinyu menggambarkan pembentukan mineral-mineral seperti olivine, piroksen, amfibol, dan biotit. Pembentukan ini dimulai dari olivin kemudian semakin ke bawah menjadi biotit. Deret ini disebut deret diskontinyu dikarenakan tidak terdapat hubungan dalam pembentukan mineral-mineral ini dimana sebagai contoh olivin memiliki rumus kimia XSiO4 sedangkan mineral seperti biotit memiliki rumus kimia K(Mg, Fe2+)3(Al, Fe3+)Si3O10(OH,F)2 dapat dilihat bahwa perbedaan rumus kimia yang sangat mencolok, oleh karen itu deret ini disebut deret diskontinyu karena tidak terdapatnya hubungan antara  mineral yang terbentuk pertama dan yang terbentuk setelahnya.

Akan tapi kedua deret ini bertemu pada satu titik dimana dalam deret ini membentuk huruf seperti (Y). Kedua deret ini bertemu pada pembentukan K-Feldspar, kemudian berlanjut ke pembentukan muscovite, dan kuarsa.

Kuarsa Dalam Skala Mohs


kala Mohs adalah skala yang digunakan untuk mengukur kekerasan suatu mineral dengan jalan membandingkannya dengan mineral lain. Skala Mohs ditemukan pertama kali oleh ilmuwan Jerman, Friedrich Mohs pada tahun 1812. Pada waktu itu, sang geologis membagi kekerasan suatu mineral menjadi 10 tingkatan, dengan jalan mencari bahan terkeras yang dapat digores oleh bahan yang diukur, dan/atau bahan terlunak yang dapat menggores bahan yang diukur. Maka terciptalah skala Mohs yang kita gunakan sekarang.

Skala kekerasan mineral Mohs didasarkan pada kemampuan satu sampel materi alami untuk menggores materi yang lain. Sampel materi yang digunakan Mohs adalah semua mineral. Mineral adalah zat murni yang ditemukan di alam sekitar. Batuan teruat dari satu atau beberapa mineral.Sebagai zat alami terkeras yang pernah ada ketika skala ini dibuat diamond ditempatkan di puncak skala. Kekerasan bahan diukur terhadap skala ini dengan menemukan bahan terkeras yang dapat menggores suatu bahan lunak atau sebaliknya. Misalnya, jika beberapa bahan mampu digores oleh apatit, namun tidak dengan fluorit, maka kekerasannya pada skala Mohs dapat menempati nilai 4 dan 5.

Skala Mohs adalah skala ordinal murni. Misalnya, korundum(9) dua kali lebih keras daripada topaz (8), namun intan (10) hampir empat kali lebih keras dari pada korundum.


0 comments:

Proudly Powered by Blogger.