Welcome Guys

Pages

Send Quick Massage

Name

Email *

Message *

Friday, November 9, 2018

KERAJAAN MATARAM ISLAM BESERTA GAMBAR PENINGALANYA

by endar  |  in IPS at  November 09, 2018


KERAJAAN MATARAM ISLAM

Sejarah Kerajaan Mataram Islam

Description: kerajaan mataram islam

Pada waktu Sultan Hadiwijaya berkuasa di Pajang, Ki Ageng Pemanahan dilantik menjadi bupati di Mataram sebagai imbalan atas keberhasilannya membantu menumpas Aria Penangsang. Sutawijaya, putra Ki Ageng Pemanahan diambil anak angkat oleh Sultan Hadiwijaya. Setelah Ki Ageng Pemanahan wafat pada tahun 1575, Sutawijaya diangkat menjadi bupati di Mataram.
Sutawijaya ternyata tidak puas menjadi bupati dan ingin menjadi raja yang menguasai seluruh Jawa. Oleh karena itu, Sutawijaya mulai memperkuat sistem pertahanan Mataram. Hal itu ternyata diketahui oleh Hadiwijaya sehingga ia mengirim pasukan untuk menyerang Mataram. Peperangan sengit terjadi pada tahun 1582. Prajurit Pajang menderita kekalahan. Keadaan Sultan Hadiwijaya sendiri pada saat itu sedang sakit. Beberapa waktu kemudian Sultan Hadiwijaya mangkat. Setelah itu, terjadilah perebutan kekuasaan di antara para bangsawan Pajang. Pangeran Pangiri (menantu Hadiwijaya yang menjabat Bupati Demak) datang menyerbu Pajang untuk merebut takhta. Hal itu tentu saja ditentang keras oleh para bangsawan Pajang yang bekerja sama dengan Sutawijaya, Bupati Mataram. Akhirnya, Pangeran Pangiri beserta pengikutnya dapat dikalahkan dan diusir dari Pajang.
Setelah suasana aman, Pangeran Benawa (putra Hadiwijaya) menyerahkan takhtanya kepada Sutawijaya yang kemudian memindahkan pusat pemerintahannya ke Mataram pada tahun 1586. Sejak saat itu berdirilah Kerajaan Mataram.

Raja-Raja Kerajaan Mataram Islam

Kerajaan Mataram Islam sempat dimpin oleh 6 orang raja, yaitu sebagai berikut :
1. Ki Ageng Pamanahan


Ki Ageng Pamanahan merupakan pendiri dari desa Mataram pada tahun 1556. Desa inilah yang nantinya akan menjadi Kerajaan Mataram yang dipimpin oleh anaknya, Sutawijaya.Tanah ini awalnya hutan lebat yang lalu dibuka oleh masyarakat sekitar dan diberi nama Alas Mentaok. Lalu Ki Ageng Pamanahan menjadikan bekas hutan ini sebagai sebuah desa yang diberinama Mataram. Ki Ageng Pamanahan wafat pada tahun 1584 dan dimakankan di Kota Gede (Jogjakarta sekarang)

2. Panembahan Senapati
Setelah ki Ageng wafat pada tahun 1584, kekuasaan jatuh ke tangan anaknya yaitu Sutawijaya. Ia adalah menantu dan anak angkat dari Sultan Pajang.Sutawijaya tadinya merupakan senapati dari kerajaan Pajang. Karena itu ia diberi gelar “Panembahan Senapati” karena masih dianggap sebagai senapati utama Pajang dibawah Sultan Pajang.
Kerajaan Mataram Islam mulai bangkit dibawah kepemimpinan Panembahan Senapati. Kerajaan ini lalu memperluas wilayah kekuasaannya dari Pajang, Demak, Tuban, Madiun, Pasuruan dan sebagian besar wilayah Surabaya. Panempahan Senapati wafat pada tahun 1523, lalu posisinya digantikan oleh anaknya yang bernama Raden Mas Jolang.

3. Raden Mas Jolang
Raden Mas Jolang atau Panembahan Anyakrawati merupakan putra dari Panembahan Senapati dan putri Ki Ageng Panjawi, penguasa Pati. Raden Mas Jolang Merupakan pewaris kedua dari kerajaan Mataram Islam. Beliau memerintah dari tahun 1606 – 1613 atau selama 12 tahun.
Pada masa pemerintahannya, banyak terjadi peperangan. Peperangan karena penaklukan wilayah ataupun karena mempertahankan wilayah.Raden Mas Jolang wafat pada tahun 1613 di desa Krapyak. dimakamkan di makam Pasar gede di bawah makan ayahnya.

4. Raden Mas Rangsang
Raden Mas Rangsang adalah raja ke 3 Kerajaan Mataram Islam dan merupakan putra dari Raden Mas Jolang. Ia memerintah pada tahun 1613 – 1645. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Mataram mencapai puncak kejayaannya. Raden Mas Rangsang bergelar Sultan Agung Senapati Ingalaga Ngabdurrachman. Pada masa ini, Kerajaan Mataram berhasil menguasai hampir seluruh Tanah Jawa seperti Jawa Tengah, Jawa Timur dan sebagian Jawa Barat.
Selain melakukan penaklukan wilayah dengan berperang melawan raja Jawa. Sultan Agung juga memerangi VOC yang ingin merebut Jawa dan Batavia. Pada masa Sultan Ageng, Kerajaan Mataram berkembang menjadi Kerajaan Agraris. Sultan Ageng wafat pada tahun 1645 dan di makanmkan di Imogiri.



5. Amangkurat I
Sultan Amangkurat merupakan anak dari Sultan Ageng. Ketika berkuasa, ia memindahkan pusat kerajinan dari kota Gedhe ke kraton Plered pada tahun 1647. Sultan Amangkurat berkuasa dari tahun 1638 sampai tahun 1647. Pada masa inilah Kerajaan Mataram Islam terpecah. Ini dikarenakan sultan Amangkurat I menjadi teman dari VOC. Sultan Amangkurat I meninggal pada tanggal 10 Juli 1677 dan dimakankan di Telagawangi, Tegal. Sebelum meninggal, ia sempat menangkat Sunan Mataram atua Amangkurat II sebagai penerusnya.

6. Amangkurat II
Amangkurat II atau Raden Mas Rahmat merupakan pendiri dan raja pertama dari Kasunanan Kartasura. Kasunanan Kartasura merupakan lanjutan dari Kerajaan Mataram Islam. Raden Mas Rahmat memerintah dari tahun 1677 sampai tahun 1703. Beliau merupakan raja Jawa pertama yang menggunakan pakaian eropa sebagai pakaian dinas. Karena itu rakyat menjulukinya Sunan Amral (Admiral).


Peninggalan Kerajaan Mataram Islam

Peninggalan kerajaan ini meninggalkan berbagai  macam yaitu sebagai berikut :
  • Sastra Ghending karya dari Sultan Agung,
  • Tahun Saka,
  • Kerajinan Perak,
  • Kalang Obong, yang merupakan tradisi kematian orang kalang, yakni dengan membakar peninggalan orang yang meninggal.
  • Kue kipo yang merupakan makanan khas masyarakat kotagede, makanan ini telah ada sejak jaman kerajaan.
  • Pertapaan Kembang Lampir yang merupakan tempat Ki Ageng Pemanahan pernah bertapa untuk mendapatkan wahyu kerajaan Mataram
  • Segara Wana serta Syuh Brata yang merupakan meriam- meriam yang diberikan oleh Belanda atas perjanjiannya dengan kerjaan Mataram saat kepemimpinan Sultan Agung.
  • Puing – puing candi Hindu dan Budha di aliran Sungai Opak serta aliran sungai Progo
  • Batu Datar yang berada di Lipura letaknya tidak jauh di barat daya kota Yogyakarta
  • Pakaian Kiai Gundil atau yang lebih dikenal dengan Kiai Antakusuma

  • Masjid Agung Negara yang dibangun pada tahun 1763 oleh PB III.
  • Masjid Jami Pakuncen yang didirikan oleh sunan Amangkurat I
  • Gapura Makam Kota Gede, yag merupakan perpaduan dari corak hindu dan islam.
  • Masjid yang berada di Makam Kota Gede.
  • Bangsal Duda
  • Rumah Kalang
  • Makam dari Raja- Raja Mataram yang berlokasi di Imogiri

Kehidupan Politik Kerajaan Mataram Islam

Setelah berhasil dlm memindahkan pusat dr kerajaan Pajang menuju Mataram, Sutawijaya kemudian dinobatkan untuk menjadi Raja Mataram. Ia kemudian memiliki gelar sebagai Panembahan Senapati Ing Alaga Sayidin Panatagama atau yg dikenal sebagai Panembahan Senapati. Dia kemudian memerintah di Kerajaan Mataram yg dimulai pd tahun 1586. Di bawah kepemimpinannya, ternyata banyak terjadi sebuah pemberontakan yg ada di pesisir pantai utara jawa. Terdapat beberapa daerah yg menentang upaya Senapati didlm memperluas wilayah kekuasaannya. Hal tesebut disebabkan Panembahan Senapati melaksanakan perluasan kekuasaannya sampai ke Surabaya, Madiun, Pasuruan, Ponorogo, Blambangan, Panarukan, Galuh dan Cirebon. Meskipun dgn susah payahnya, Panembahan terus melakukan usaha dlm menundukkan bupati-bupati yg selalu berniat untuk menentangnya. Kemudian pd tahun 1595, Daerah Galuh dan Cirebon yg ada di Jawa Barat mampu dikalahkan oleh Kerajaan Mataram Islam. Sehingga pd akhir dr masa kepemimpinan Panembahan Senapati, Mataram berhasil dlm meletakkan landasan kekuasaanya yg dimulai dr Pasuruan yg ada di Jawa Timur sampai ke Galuh yg ada di Jawa Barat.

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Mataram Islam
Letak kerajaan mataram Islam berada dlm pedlman Jawa, pd kehidupan perekonomian dr kerajaan Mataram Islam itu banyak bertumpu dr adanya sektor pertanian. Adapun basis pertanian tersebut berada di Jawa bagian tengah dgn memiliki komoditas utama yaitu beras. Di abad ke-17, Mataram ialah pengekspor beras yg terbesar yg ada dinusantara. Selain untuk mengandalkan sektor pertanian, Kerajaan Mataram juga berhasil dlm menguasai bidang perdagangan dgn memiliki komoditas yg utama palawija dan beras. Adapun ciri kehidupan dr kerajaan Mataram islam ialah menganut sistem feodal yg berdasar atas sistem agraris. Para bangsawan dan pejabat diberikan imbalan berupa tanah lungguh yg dijadikan sebagai sumber ekonomi. Untuk selanjutnya, tanah lungguh tersebut kemudian digarap oleh para penduduk yg berniat menyerahkan sebagian dr hasil pertaniannya untuk penguasa sebagai sebuah imbalan. Adapun ikatan antara rakyat dan bangsawan disebut sebagai sistem patron-klien

Kehidupan Sosial Dan Budaya Kerajaan Mataram Islam

Kehidupan Sosial
Kehidupan masyarakat di kerajaan Mataram, tertata dengan baik berdasarkan hukum Islam tanpa meninggalkan norma-norma lama begitu saja. Dalam pemerintahan Kerajaan Mataram Islam, Raja merupakan pemegang kekuasaan tertinggi, kemudian diikuti oleh sejumlah pejabat kerajaan. Di bidang keagamaan terdapat penghulu, khotib, naid, dan surantana yang bertugas memimpin upacara-upacara keagamaan. Di bidang pengadilan,dalam istana terdapat jabatan jaksa yang bertugas menjalankan pengadilan istana. Untuk menciptakan ketertiban di seluruh kerajaan, diciptakan peraturan yang dinamakan anger-anger yang harus dipatuhi oleh seluruh penduduk
Kehidupan Kebudayaan
Berbeda halnya dgn kerajaan Islam yg memiliki corak maritim, Kerajaan Mataram Islam lebih pd corak agraris denga mempunyai ciri feodal. Raja ialah pemiliki seluruh tanah yg ada di kerajaan beserta segala isinya. Sultan juga memiliki peran dlm panatagama atau pengatur dlm kehidupan agama Islam untuk masyarakatnya. Pd kehidupan budaya di masa Kerajaan Mataram kemudian berkembang sangat pesat baik dlm bidang seni sastra maupun ukir, Lukis, dan bangunan. Pd masa kepemimpinan Sultan Agung telah terjadi perhitungan Jawa Hindu atau Saka menjadi penanggalan Islam atau Hijriah. Pd perhitungan tahun Islam tersebut berdasar dr adanya peredaran bulan dan telah dimulai sejak tahun 1633. Selain itu, Sultan Agung juga telah menyusun karya sastra yg sangat terkenal disebut sebagai kitab sastra Gending dan menyusun adanya kitab undang-undang baru yg telah menjadi panduan yg berasal dr hukum Islam dgn Hukum Adat Jawa yg dikenal sebagai Hukum Surya Alam.

Kejayaan Kerajaan Mataram Islam

Mataram Islam mencapai puncak kejayaannya pada jaman Sultan Agung Hanyokrokusumo (1613-1646). Daerah kekuasaannya mencakup Pulau Jawa (kecuali Banten dan Batavia), Pulau Madura, dan daerah Sukadana di Kalimantan Barat. Pada waktu itu, Batavia dikuasai VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie ) Belanda.Kekuatan militer Mataram sangat besar. Sultan Agung yang sangat anti kolonialisme itumenyerang VOC di Batavia sebanyak dua kali (1628 dan 1629). Menurut Moejanto sepertiyang dikutip oleh Purwadi (2007), Sultan Agung memakai konsep politik keagungbinataran yang berarti bahwa kerajaan Mataram harus berupa ketunggalan, utuh, bulat, tidak tersaingi,dan tidak terbagi-bagi.

Runtuhnya Kerajaan Mataram Islam

Kemunduran Mataram Islam berawal saat kekalahan Sultan Agung merebut Batavia dan menguasai seluruh Jawa dari Belanda. Setelah kekalahan itu, kehidupan ekonomi rakyat tidak terurus karena sebagian rakyat dikerahkan untuk berperang. Rasa permusuhan Wangsa Sailendra terhadap Jawa terus berlanjut bahkan ketika Wangsa Isana berkuasa. Sewaktu Mpu Sindok memulai periode Jawa Timur, pasukan Sriwijaya datang menyerangnya. Pertempuran terjadi di daerah Anjukladang (sekarang Nganjuk, Jawa Timur) yang dimenangkan oleh pihak Mpu Sindok


Daftar Pustaka :




















0 comments:

Proudly Powered by Blogger.