MAKALAH RESIKO PEMAJANAN FORMALDEHID SEBAGAI BAHAN PENGAWET TEKSTIL
======================================================================
Judul : Makalah Resiko Pemajanan Formaledehid Sebagai Bahan Pengawet Tekstil Jangan lupa anda juga bisa download Makalah ETIKA PROFESI GURU PAUD di SINI
BAB I
PENDAHULUAN1
1.1. Latar
Belakang
Istilah
hazard atau potensi bahaya menunjukan adanya sesuatu yang potensial untuk
mengakibatkan cedera atau penyakit, kerusakan atau kerugian yang dapat dialami
oleh pekerja atau instansi. Ada berbagai macam jenis potensi bahaya salah
satunya yaitu potensi bahaya kimia.
Bahan
kimia yang ada disekitar pekerja pada dasarnya merupakan sebuah potensi bahaya.
Bahan-bahan tersebut mempunyai resiko untuk mengganggu kesehatan pekerja.
Banyak penyakit salah satunya keracunan dan kanker yang sering terjadi akibat
paparan zat kimia yang berlebihan pada pekerja.Dikarenakan seorang pekerja
tidak akan lepas dari potensi bahaya dalam aktivitas kerjanya. Oleh karena
itulah manajemen pengendalian kecelakaan kerja perlu dilakukan semaksimal
mungkin untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman sehingga pekerja dapat
bekerja dengan keadaan sejahtera baik fisik maupun psikisnya.
Ketika
terjadi sebuah kasus kecelakaan kerja pada pekerja diperlukan analisis yang
mendetail tentang apa, siapa dan bagaimana kasus tersebut dapat terjadi.
Menganilisis sumber potensi bahaya yang menyebabkan kecelakaan kerja dari kasus
tersebut dapat menjadi cerminan baik buruknya penerapan Sistem Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pada perusahaan. Tidak hanya perusahaan yang besar namun
perusahaan kecil seperti home industri juga perlu menerapkan Sistem Keselamatan
dan Kesehatan Kerja yang baik untuk menjamin keselamatan pekerjanya.
Formaldehid
(formalin) atau metanal merupakan senyawa organik dengan rumus kimia CH2O
merupakan suatu senyawa kimia golongan aldehid sederhana. Memiliki berat
molekul sekitar 30 g/mol, berat jenis 1.05-1.12 g/ml dengan kelarutan dalam air
100 g/100 ml pada suhu 20ºC. Formaldehid adalah suatu bahan kimia yang
memberikan manfaat baik terutama desinfektan dan biosida, namun pada dosis yang melebihi Nilai Ambang Batas
(NAB) dapat menimbulkan efek toksik di dalam tubuh manusia.
Menurut
Permenakertrans Nomor Per.13/MEN/X/2011 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas
Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja, Nilai Ambang Batas formaldehid
di tempat kerja adalah 0,3 mg/m3.
Sifatnya
cukup mudah larut dalam air. Formaldehid memiliki beberapa karkateristik salah
satunya pada konsentrasi rendah, efeknya dapat dihambat oleh protein. Formaldehida murni tidak tersedia di
pasar karena cenderung mengalami
polimerisasi. Biasanya dilarutkan dalam air hingga berkadar 37-50% b/b
dengan penambahan metanol untuk mencegah
polimerisasi. Sifatnya metanal dan dapat membunuh kuman (Rahardjo, 2009). Sifat
fisik larutan formaldehida adalah merupakan cairan jernih, tidak berwarna atau
hampir tidak berwarna, bau menusuk, uap merangsang selaput lendir hidung dan
tenggorokan dan jika disimpan di tempat dingin dapat menjadi keruh. Biasanya
disimpan dalam wadah tertutup, terlindung dari cahaya dengan suhu tempat penyimpanan
di atas 20 drajat C (Tangdiongga dkk, 2015).
1.2. Bahaya formalin bagi manusia
1. Akut : efek pada
kesehatan manusia langsung terlihat : sepert iritasi, alergi, kemerahan, mata
berair, mual, muntah, rasa terbakar, sakit perut dan pusing
2. Kronik : efek pada
kesehatan manusia terlihat setelah terkena dalam jangka waktu yang lama dan
berulang : iritasi kemungkin parah, mata berair, gangguan pada pencernaan,
hati, ginjal, ender s, system saraf
pusat, menstruasi dan pada hewan percobaan dapat menyebabkan kanker sedangkan
pada manusia diduga bersifat karsinogen (menyebabkan kanker). Mengkonsumsi
bahan makanan yang mengandung formalin, efek sampingnya terlihat setelah jangka
panjang, karena terjadi akumulasi formalin dalam tubuh.
3. Apabila terhirup dalam
jangka waktu lama maka akan menimbulkan sakit kepala, ganggua pernafasan,
batuk-batuk, radang selaput ender
hidung, mual, mengantuk, luka pada ginjal dan sensitasi pada paru Efek
neuropsikologis meliputi gangguan tidur, cepat marah, keseimbangan terganggu,
kehilangan konsentrasi dan daya ingat berkurang. Gangguan head dan kemandulan
pada perempuan Kanker pada hidung, rongga hidung, mulut, tenggorokan, paru dan
otak
4. Apabila terkena mata
dapat menimbulkan iritasi mata sehingga mata memerah, rasanya sakit,
gatal-gatal, penglihatan kabur, dan mengeluarkan air mata. Bila merupakan bahan
beronsentrasi tinggi maka formalin dapat menyebabkan pengeluaran air mata yang
hebat dan terjadi kerusakan pada lensa mata
5. Apabila tertelan maka
mulut,tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit menelan, mual, muntah, dan
diare, kemungkinan terjadi pendarahan, sakit perut yang hebat, sakit kepala,
hipotensi ( tekanan darah rendah ), kejang, tidak sadar hingga koma. Selain itu
juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pancreas, system
susunan saraf pusat dan ginjal.
1.3. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sifat formaldehid ?
2. Bagaimana bahaya formaldehid
bagi manusia ?
3. Bagaimana dampak bagi kesehatan
pekerja?
1.4. Tujuan
1. .Mengetahui bagaimana sifat
formaldehid.
2. .Mengetahui bagaimana bahaya
formaldehid
3. Mengetahui dampak bagi
kesehatan pekerja
=====================================================================
BAB
II
PEMBAHASAN
KASUS
2.1. Besaran kasus yang terjadi ( resiko
pemajanan formaldehid sebagai bahan pengawet di lingkungan kerja )
Salah satu industry
yang memanfaatkan bahan kimia untuk pengawetan produk adalah industry tekstil.
Industry ini menggunakan formaldehid sebagai treating agent pada saat finishing
agar tekstil yang digunakan lebih tahan lama. Bahan ini memeng efektif sebagai pengawet, namun
pemakaian yang tidak realistis merupakan hazard pada pekerja yang berinteraksi
dengan produk.
Pajanan bahan kimia
merupakan kejadian sehari-hari yang tidak dapat dihindarkan. Pekerja yang
menangani tekstil, baik dibagian produksi, penyimpanan maupun pemasaran, selama
8 jan sehari, 40 jam seminggu, untuk berbulan-bulan bahkan bertahun-tahuns
selama masa kerjanya mau tidak mau terpajan dengan bahan kimia formaldehid.
Bahan kimia ini memiliki potensi merusak kesehatan, tergantung besarnya
konsentrasi pajanan dan waktu.
Adanya konsentrasi
formaldehid diatas nilai ambang batas yaitu >2 ppm (SE02/menaker/1978) dapat
menimbulkan gangguan pada pekerja seperti iritasi pada mata, hidung dan
tenggorokan. Bau formaldehid yang spesifik sudah mulai tercium pada konsentrasi
0,5 ppm.
1. Faktor resiko terhadap kesehatan
pekerja
Pusat
hiperkes dan keselamatan kerja telah mengadakan penelitian terhadap 33 toko
tekstil pada 6 toko lokasi pasar di Jakarta, hasilnya sebagai berikut :
a. Keluhan
pedih di mata akibat formaldehid sebanyak 100 responden dengan kadar 1,50-1,75
ppm.
b. >30
responden mengalami derajat iritasi 3-5 derajat agk pedih dimata, iritasi pada
hidung dan kerongkongan, sedikit terasa tidak nyaman, dengan kadar 0,50-1,50
ppm.
c. Sebanyak
94 responden bekerja selama 5 jam / hari merasakan efek rasa tidak nyaman
dirungan, iritasi pada hidung dan kerongkongan terasa kering.
===========================================================
BAB
III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Formaldehida bisa
dihasilkan dari membakar bahan yang mengandung karbon. Dikandung dalam asap
dari kebakaran hutan, knalpot mobil, dan asap tembakau. Dalam atmosfer bumi,
formaldehida dihasilkan dari aksi cahaya matahari dan oksigen terhadap metana
dan hidrokarbonmetabolitorganisme, termasuk manusia. Lain dengan yang ada di
atmosfer. Formaldehida dalam kadar kecil sekali juga dihasilkan sebagai
kebanyakan
Meskipun dalam udara
bebas formaldehida berada dalam wujud gas, tapi bisa larut dalam air (biasanya
dijual dalam kadar larutan 37% menggunakan merk dagang formalin atau formol).
Dalam air, formaldehida mengalami polimerisasi, sedikit sekali yang ada dalam
bentuk monomer H2CO. Umumnya, larutan ini mengandung beberapa persen metanol
untuk membatasi polimerisasinya.
Formaldehida bisa
membentuk trimer siklik, 1,3,5-trioksan atau polimer linier polioksimetilen.
Formasi zat ini menjadikan tingkah laku gas formaldehida berbeda dari hukum gas
ideal, terutama dalam tekanan tinggi atau udara dingin
3.2. SARAN
Pertolongan
pertama bila terjadi keracunan akut :
Pertolongan tergantung
konsentrasi cairan dan gejala yang dialami korban.Sebelum ke rumah sakit :
berikan arang aktif ( norit ) bila tersedia. Jangan melakukan rangsang muntah
pada korban karena akan menimbulkan risiko trauma korosif pada saluran cerna atas.Di
rumah sakit : lakukan bilas lambung ( gastric lavage ), berikan arang aktif
(walaupun pemberian arang aktif akan mengganggu penglihatan bila nantinya
dilakukan tindakan endoskopi). Untuk mendiagnosis terjadinya trauma esofagus
dan saluran cerna dapat dilakukan tindakan endoskopi. Untuk meningkatkan
eliminasi formalin dari tubuh dapat dilakukan hemodyalisis (tindakan cuci
darah), indikasi tindakan cuci darah ini bila terjadi keadaan asidosis
metabolik berat pada korban
Untuk mencegah agar tidak terhirup
gunakan alat pelindung untuk pernafasan seperti masker, kain atau alat
pelindung lainnya yang dapat mencegah kemungkinan masuknya formalin kedalam
hidung atau mulut Lengkapi alat ventilasi dengan penghisap udara ( exhaust fan
)yang tahan ledakan
•
Gunakan pelindung mata / kaca
mata,penahan yang tahan terhadap percikan Sediakan kran air untuk mencuci mata
ditempat kerjayang berguna apabila terjadi keadaan darurat
•
Gunakan pakaian pelindung bahan kimia
yang cocok Gunakan sarung tangan yang tahan bahan kimia
•
Hindari makan,minum dan merokok selama
berkerja, cuci tangan sebelum makan
Pengendalian formaldehid pada lingkungan
kerja adalah dengan cara mengurangi pemaparan. Cara yang dipilih adalah system
ventilasi, dan terdapat 4 komponen besar, yaitu:
1.
Power supply
2.
System udara masuk
3.
System udara keluar
4.
enclusure
======================================================================
Jangan lupa anda juga bisa download Makalah ETIKA PROFESI GURU PAUD di SINI
jika demo diatas bermanfaat untuk anda, Anda bisa download Filenya di SINI
=========================================================
0 comments: