ABSTRAK
Pendidikan
bidang studi aqidah akhlak pada dasarnya dimaksudkan untuk membentuk prilaku
siswa yang baik dan terpuji. Yaitu untu mewujudkan manusia yang rajin ibadah,
jujur, disiplin, toleransi, bertanggung jawab, menjaga keharmonisan secara
personal dan sosial serta menciptakan suasana yang damai dan tentram.
Tapi
pada kenyataan yang ada di lapangan peserta didik masih belum memiliki sifat
dan sikap terpuji. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang
proses pembelajaran aqidah akhlak, prilaku sosial siswa setelah mengikuti
pembelajaran aqidah akhlak dan pengaruh pendidikan aqidah akhlak terhadap
prilaku sosial siswa setelah mengikuti pembelajaran aqidah akhlak. Penelitian
ini dilandasi oleh pemikiran bahwa manusia sebagai mahkluk sosial, senantiasa
berhubungan dengan manusia lainya dalam masyarakat. Sosialisasi pada dasrnya
merupakan proses penyesuaian diri terhadap kehidupan sosial, yaitu bagaimana
seharusnya seorang hidup didalam kelompok atau lingkunganya, baik kelompok
primer (lingkungan keluarga), maupun kelompok skunder (lingkungan masyarakat).
Proses
sosialisasi dan interaksi sosial dimulai sejak manusia lahir dan berlangsung
terus hingga ia dewasa atau tua. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik
observasi, wawancara, penyebaran angket, studi dokumentasi, studi kepustakaan.
Teknik
analisis data dilakukan dengan dua cara yaitu menganalisis data kualitatif
dengan pendekatan logika dan data kuantitatif dengan cara diolah secara
statistik dengan rumus prosentase dan product moment. Berdasrkan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1). Berdasarkan hasil perhitungan, maka
dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran aqidah akhlak di MTs Karangmangu
dalam kategori baik dengan prosentase sebesar 82.35%, 2). prilaku sosial siswa
dikategorikan baik dengan prosentase sebesar 82.52%, 3).pengaruh pembelajaran
aqidah akhlak terhadap prilaku sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah
(MTs) Karangmangu sebesar 6.25% dan sisanya oleh faktor lain. Dengan
kata lain siswa dipengaruhi pola pergaulan yang melingkupi kehidupan di
luarnya.
Kata
Kunci : Pengaruh
Pembelajaran Aklaq terhadap siswa MTS/SMP dalam kehidupan dan lingkungan sekitar
1.
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan manusia yang paling
penting adalah pendidikan, karena pendidikan merupakan suatu yang dibutuhkan
oleh manusia.
Ada tiga unsur utama yang terdapat dalam
proses pendidikan yaitu yang pertama pendidik (orang tua, guru, ustad, dosen,
ulama dan pembimbing), yang kedua peserta didik (anak, santri, mahasiswa,
mustami), dan yang ketiga adalah ilmu atau pesan yang disampaikan (nasehat,
materi pelajaran, kuliah, ceramah, bimbingan) (Heri Jauhari Muchtar, 2005: 14).
Pembelajaran akidah akhlak merupakan
mata pelajaran yang bertujuan agar peserta didik memiliki pengetahuan,
penghayatan, dan keyakinan yang benar terhadap hal-hal yang harus diimani oleh
orang Islam, sehingga dalam kehidupan sehari-hari para peserta didik bersikap
dan bertingkah-laku berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits. Pembelajaran akidah
akhlak diharapkan dapat Memberikan pengetahuan dan bimbingan kepada siswa agar
mau menghayati dan mengamalkan ajaran Islam tentang akhlak, baik yang berkaitan
dengan hubungan antara manusia dengan Allah, manusia dengan dirinya, dan
manusia dengan alam lingkungannya.
Prilaku siswa baik di lingkungan sekolah
maupun di masyarakat harus berdasarkan pengetahuan yang di dapatkan di
sekolahnya. Hal ini menjadi indikator penting dalam ketercapaian tujuan siswa
dalam mata pelajaran aqidah akhlak.Seperti halnya prilaku siswa di masyarakat,
aturan-atauran yang berkembang di masyarakat harus di pahami betul oleh siswa
agar siswa dapat berprilaku dengan baik di masyarakat. Karena pada dasarnya
menurut Hasan Langgulung (1980: 139) berpendapat: Bahwa perilaku sosial adalah
gerak motorik yang dipengaruhi oleh pengalaman atau pemahaman seseorang yang
dimanifestasikan dalam bentuk aktivitas sosial seseorang yang dapat
diamati.Dapat disimpulkan bahwa perilaku sosial adalah aktivitas seseorang yang
dapat diamati oleh orang lain atau instrumen penelitian terhadap suatu
perangsang atau situasi yang dihadapi yang berkaitan dengan sosial
kemasyarakatan, meliputi menghormati kyai atau ustadz, tolong-menolong, sopan
santun, dan menghargai orang lain.
Oleh karena itu pembelajaran Aqidah
Akhlak sangatlah penting bagi remaja dalam berprilaku di masyarakat,
pembelajaran Aqidah Akhlak mengharapkan remaja memiliki pengetahuan,
penghayatan, dan keinginan yang kuat untuk mengamalkan akhlak yang baik dan
berusaha sekuat tenaga untuk meninggalkan akhlak yang buruk, baik dalam
hubungannya dengan Allah SWT, diri sendiri, dan masyarakat sosial antar manusia
maupun hubungannya dengan alam lingkungan.
Proses pendidikan tidak hanya terjadi di
lingkungan sekolah saja, dalam keluargapun proses pendidikan telah di terapkan
semenjak kecil. Apabila di lihat dari jam pembelajaran di sekolah, anak lebih
banyak berinteraksi dengan keluarga dan lingkungan luar. Hal ini tentu banyak
pengalaman yang terjadi kepada anak dalam pembentukan kepribadian mereka.
Salah satu uapaya yang dirasa paling pas
dan masuk akal untuk menangkal atau mencegah makin merebaknya perilaku moral
peserta didik, diperlukan pendidikan Aqidh Akhlak yang menanamkan nilai-nilai
moral padapeserta didik. Pentingnya perhatian Guru Pendidikan Agama Islam
terhadap Pembinaan Aqidah Akhlak siswa dalam penanaman akhlak sosial yang baik
bagi siswa, Agar kedepannya lebih baik. Dengan adanya realitas di atas, maka
penulis ingin mengetahui bagaimana Pengaruh Pembelajaran Aklaq terhadap siswa
MTS/SMP dalam kehidupan dan lingkungan
sekitar
Perumusan Masalah
1. Identifikasi
Masalah
a. Wilayah
Penelitian Wilayah penelitian ini adalah Pendidikan Sekolah yang berkaitan
dengan Pembelajaran Aqidah Ahlak dan Pengaruhnya Terhadap
Prilaku SosialKelas VIII di Madrasah Tsanawiyah
(MTs)Karangmangu desa Dukuhjati kecamatan Krangkeng kabupaten Indramayu
b. Pendekatan
Penelitian
Pendekatanyang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif. PenelitianKuantitatif adalah penelitian yang berdasarkan
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan
data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat statistic dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan, (Sugiyono,2011:14).
c. Jenis
Masalah Jenis masalah dalam penelitian ini adalah prilaku sosial siswa yang
masih jauh dari nilai-nilai Aqidah Akhlak yangtelah di ajarkan di
sekolah/madrasah
2. Pembatasan
Masalah Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang
telah dijelaskan di atas, maka penelitian ini akan dibatasi pada beberapa aspek
yaitu:
a. Upaya
Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Pembinaan Aqidah Akhlak Siswa Kelas
VIII di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Karangmangu desa Dukuhjati kecamatan
Krangkeng kabupaten Indramayu.
b. Prilaku
Bersosial Siswa Kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah(MTs)Karangmangu desa
Dukuhjati kecamatan Krangkeng kabupaten Indramayu.
c. Pengaruh
Pembinaan Aqidah Akhlak Terhadap Prilaku Sosial Siswa Kelas VIIIdi Madrasah
Tsanawiyah (MTs) Karangmangu desa Dukuhjati kecamatan Krangkeng kabupaten
Indramayu.
3. Pertanyaan
Penelitian Masalah dalam penelitian ini diuraikan dalam bentuk pertanyaan
sebagai berikut:
a. Bagaimana
Pembelajaran Aqidah Akhlak Siswa Kelas VIII di MTs Karangmangu desa Dukuhjati
kecamatan Krangkeng kabupaten Indramayu?
b. Bagaimana
Prilaku Sosial Siswa Kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Karangmangu desa
Dukuhjati kecamatan Krangkeng kabupaten Indramayu?
c. Bagaimana
Pengaruh Pembelajaran Aqidah Akhlak Terhadap Prilaku Sosial Siswa Kelas VIII di
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Karangmangu desa Dukuhjati kecamatan Krangkeng
kabupaten Indramayu?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini untuk
mendapat data tentang :
a. Untuk
Mengetahui Pembelajaran Aqidah Akhlak Siswa Kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah
(MTs) Karangmangu desa Dukuhjati kecamatan Krangkeng kabupaten Indramayu.
b. Untuk
Mengetahui Prilaku Sosial Siswa Kelas VIII diMadrasah Tsanawiyah (MTs) Karangmangu
desa Dukuhjati kecamatan Krangkeng kabupaten Indramayu.
c. Untuk
Mengetahui Pengaruh Pembelajaran Aqidah Akhlak Dan Prilaku Sosial
SiswadiMadrasah Tsanawiyah (MTs) Karangmangu desa Dukuhjati kecamatan Krangkeng
kabupaten Indramayu.
2.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No. 20 Tahun 2003, pendidikan
diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat. Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia. Pendidikan berasal dari
kata “didik”, lalu kata ini mendapat awalan me menjadi “mendidik”, artinya memelihara
dan memberi latihan.
Dalam memelihara
dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengenai
akhlakdan 7 kecderdasan pikiran. Pengertian pendidikan menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan (Muhibbin Syah, 2005 : 10) Dalam proses suatu pendidikan, bukan
hanya mentransfer ilmu dari pendidik kepada peserta didik melainkan juga di
lakukan proses pembinaan.Pembinaan adalah usaha atau tindakan dan kegiatan yang
dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang
baik (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1998: 117).
Pembelajaran
akidah akhlak merupakan mata pelajaran yang bertujuan agar peserta didik
memiliki pengetahuan, penghayatan, dan keyakinan yang benar terhadap hal-hal
yang harus diimani oleh orang Islam, sehingga dalam kehidupan sehari-hari para
peserta didik bersikap dan bertingkah-laku berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits.
Pembelajaran akidah akhlak diharapkan dapat Memberikan pengetahuan dan
bimbingan kepada siswa agar mau menghayati dan mengamalkan ajaran Islam tentang
akhlak, baik yang berkaitan dengan hubungan antara manusia dengan Allah,
manusia dengan dirinya, dan manusia dengan alam lingkungannya.
Perkataan ini
dipetik dari kalimat yang tercantum dalam Al-Quran:
Dari pernyataan
diatas, pendidikan Islam salah satunya terkait dengan pendidikan budi
pekerti.Budi pekerti adalah nilai-nilai hidup manusia yang sungguh-sunggh
dilaksanakan bukan karena sekedar kebiasaan, tetapi berdasar pemahaman dan
kesadaran diri untuk menjadi baik (Nurul Zuriah, 2008: 38). Mengingat bahwa
penanaman sikap dan nilai hidup merupakan proses, maka hal ini dapat diberikan
melalui pendidikan formal yang direncanakan dan dirancang secara matang.
Direncanakan dan dirancang nilai-nilai apa saja yang diperkenalkan, metode dan
kegiatan apa yang dapat digunakan untuk menawarkan dan menanamkan nilai-nilai
tersebut.
Akhlak adalah
perbuatan yang tertanam kuat dalam jiwa seseorang sehingga menjadi
kepribadian.Akhlak menurut Al-Ghazali ialah “Al Khuluq (jamaknya Al-Akhlaq)
merupakan ibarat (sifat atau keadaan) dari perilaku yang konstan (tetap) dan
meresap dalam jiwa, daripadanya tumbuh perbuatanperbuatan dengan wajar dan
mudah, tanpa memerlukan pikiran dan pertimbangan” (Zainuddin, 1991: 102).
Kata sosial
dapat diartikan bentuk santunan kemasyarakatan; suka bergaul (Hassan, 1997:
407).Dalam buku Ilmu Sosial Dasar, sosial adalah masyarakat (Lies Sudibyo,
2013: 7).Dari pengertian akhlak dan sosial dapat disimpulkan bahwa akhlak
sosial adalah tingkah laku seorang individu yang berkaitan dengan atau
berhubungan dengan individu yang lainnya. Berkaitan dengan tingkah laku yang
baik,
Berbuat baik
merupakan anjuran dari Allah SWT dan tercantum di dalam Al-Qur’an.Berbuat baik
selain pada diri sendiri juga sangat dianjurkan kepada sesama manusia. Manusia
merupakan makhluk sosial. Di antara dasar-dasar sosial terpenting dalam
membentuk dan mendidk tingkah laku adalah membiasakannya sejak dini untuk
melakukan kontrol dan kritik sosial, membina setiap orang yang bergaul denganya
dan memberi nasihat kepada orang yang menyimpang dari etika Islam (Abdullah
Nashih Ulwan, 1996: 182).
Prilaku siswa
baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat harus berdasarkan pengetahuan
yang di dapatkan di sekolahnya. Hal ini menjadi indikator penting dalam
ketercapaian tujuan siswa dalam mata pelajaran aqidah akhlak.Seperti halnya
prilaku siswa di masyarakat, aturan-atauran yang berkembang di masyarakat harus
di pahami betul oleh siswa agar siswa dapat berprilaku dengan baik di
masyarakat. Karena pada dasarnya menurut Hasan Langgulung (1980: 139)
berpendapat: Bahwa perilaku sosial adalah gerak motorik yang dipengaruhi oleh
pengalaman atau pemahaman seseorang yang dimanifestasikan dalam bentuk
aktivitas sosial seseorang yang dapat diamati.Dapat disimpulkan bahwa perilaku
sosial adalah aktivitas seseorang yang dapat diamati oleh orang lain atau
instrumen penelitian terhadap suatu perangsang atau situasi yang dihadapi yang
berkaitan dengan sosial kemasyarakatan, meliputi menghormati kyai atau ustadz,
tolong-menolong, sopan santun, dan menghargai orang lain.
Di tengah-tengah
masyarakat, kita tidak hanya berhubungan dengan anggota keluarga saja, akan
tetapi lebih dari itu. Manusia harus berinteraksi (berhubungan) dengan
masyarakat sekitarnya. Karena kita adalah mahkluk sosial, yang tidak bisa hidup
tanpa bantuan orang lain. Dalam kehidupan masyarakat terdapat berbagai suku,
bangsa, warna kulit dan kepercayaan agama yang berbeda. Mereka punya hak dan
kewajiban yang sama. Kita sebagai orang yang beriman harus berusaha berhubungan
baik dengan sesama manusia, tentunya dengan akhlak terpuji. Akhlak terpuji
dalam kehidupan masyarakat di antaranya: husnuzan, tawaduk, tasamuh dan
ta’awun. (Junaidi Hidayat, dkk, 2009: 76). Hal itu bisa terwujud dengan mengembangkan
akhlak terpuji dan menghindari ahklak tercela dalam kehidupan bermasyarakat.
(Junaidi Hidayat, dkk, 2009: 93).
Oleh karena itu
pembelajaran Aqidah Akhlak sangatlah penting bagi remaja dalam berprilaku di
masyarakat, pembelajaran Aqidah Akhlak mengharapkan remaja memiliki
pengetahuan, penghayatan, dan keinginan yang kuat untuk mengamalkan akhlak yang
baik dan berusaha sekuat tenaga untuk meninggalkan akhlak yang buruk, baik
dalam hubungannya dengan Allah SWT, diri sendiri, dan masyarakat sosial antar
manusia maupun hubungannya dengan alam lingkungan.
Langkah-langkah
Penelitian
Berikut ini adalah beberapa ketentuan yang
berkaitan dengan proses penelitian:
1. Penentuan Jenis dan Sumber Data
a.
Jenis Data Dalam
penelitian ini bersifat kuantitatif, penelitian kuantitatif adalah jenis
penelitian yang menghasilakan penemuan-penemuan yang dapat dicapai (diperoleh)
dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara-cara dari
kuantifikasi (pengukuran).
Penelitian
kuantitatif banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,
penafsiran terhadap data tersebut, serta penyajian dari hasil analisis datanya
(Suharsimi Arikunto, 2002: 10).
Penelitian ini
berbentuk korelasi sebab-akibat.Dengan demikian, korelasi sebab-akibat dalam
penelitian ini adalah PembelajaranAqidah Akhlak dan Pengaruhnya Terhadap
Prilaku Sosial Siswa.Antara keadaan pertama dengan yang kedua terdapat hubungan
sebab akibat, yaitu Pembinaan aqidah akhlak berpengaruh terhadap prilaku sosial
siswa diMadrasah Tsanawiyah (MTs) Karangmangu desa Dukuhjati kecamatan
Krangkeng kabupaten Indramayu.
b.
Sumber Data
1.
Sumber data
teoritik
Sumber data
Teoritik adalah sumber data yang dapat diperoleh dari sejumlah buku dan
literature lainnya yang ada hubungannya dengan pembahasan penelitian ini.
2.
Sumber data
empirik
Sumber data Empirik adalah data
yang diperoleh melalui penelitian langsung dari objek penelitian untuk
memperoleh data yang diambil sumbernya.Sumber data empirik ini adalah guru dan
siswa diMadrasah Tsanawiyah (MTs) Karangmangu desa Dukuhjati kecamatan
Krangkeng kabupaten Indramayu.
2.
Populasi
dan Sample
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. (Suharsimi Arikunto, 2006:130)
Populasi yang dijadikan objek penelitian disini melibatkan siswa kelas VIII
diMadrasah Tsanawiyah (MTs) Karangmangu desa Dukuhjati kecamatan Krangkeng
kabupaten Indramayu yang berjumlah 80 siswa.
b. Dalam
penarikan sampel ini dilakukan secara random (acak).
Ketentuannya apabila subjeknya
kurang dari 100, maka diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi.Kemudian, jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau
20-25% (Suharsimi Arikunto, 2002: 112).Jadi, untuk penelitian ini penulis
mengambil sebanyak 80 dari semua siswa kelas VIII. Sehingga sampel yang diambil
untuk penelitian ini sebanyak 80 siswa di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Karangmangu
desa Dukuhjati kecamatan Krangkeng kabupaten Indramayu.
3. Teknik Pengumpulan Data
a.
Metode Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuisioner. Teknik
pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan
perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang di
amati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2007:145). Observasi dilakukan guna
memperoleh data siswa Kelas VIII diMadrasah Tsanawiyah (MTs) Karangmangu desa
Dukuhjati kecamatan Krangkeng kabupaten Indramayu.
b.
Metode Wawancara
Bebas Wawancara bebas ialah teknik wawancara di mana pewawancara bebas
menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat akan data apa yang akan dikumpulkan
(Suharsimi Arikunto, 2002: 132).
Teknik wawancara
dilakukan dengan cara mengandalkan Tanya jawab langsung dengan responden yaitu
guru Pendidikan Agama Islam.
c.
Metode
Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara pengumpulan data
melalui catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau peristiwa pada waktu
yang lalu, baik berupa arsip-arsip yang termasuk buku-buku, jurnal maupun
literaturliteratur yang relevan dengan objek penelitian.
Semua dokumen
yang berhubungan dengan penelitian yang bersangkutan perlu dicatat sebagai
sumber informasi (W. Gulo, 2007 : 123).
Dalam hal ini
adalah dokumen yang berkaitan denganMadrasah Tsanawiyah (MTs) Karangmangu desa
Dukuhjati kecamatan Krangkeng kabupaten Indramayu.
d.
Metode Angket
atau Kuesioner
Metode
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadianya atau hal-hal yang ia ketahui
(Suharsimi Arikunto, 2002: 128).
Dalam hal ini,
kuesioner diberikan kepada Guru Pendidikan Agama Islam Dan Siswa Kelas VIII
diMadrasah Tsanawiyah (MTs) Karangmangu yang masuk dalam sampel penelitian.
e.
Teknik Analisis
Data
Setelah data
terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisa. Dalam teknik analisa data
ini penulis menggunakan:
1. Statistik
Prosentase
2.
Untuk menilai
skala prosentase digunakan rumus sebagai berikut:
0% - 100% : Seluruhnya
90% - 99% : Hampir seluruhnya
60% - 89% : Sebagian besar
51% - 59% : Lebih dari
setengahnya 50% : Setengahnya
40% - 49% : Hampir setengahnya 10% - 39% : Sebagian kecil
1% - 9% : Sedikit sekali
0% : Tidak ada (Suharsimi Arikunto, 2006: 167)
3.
Untuk memudahkan
penafsiran data yang diperoleh, maka menggunakan kriteria sebagai berikut:
4.
Besarnya Nilai r
|
Interpretasi
|
81 % - 100 %
61 % - 80 %
41 % - 60 %
21 % - 40 %
00 % - 20 %
|
Baik sekali
Baik
Cukup
Kurang baik
Tidak baik
|
(Suharsimi
Arikunto, 2002:245)
5.
Selanjutnya,
untuk mendapatkan gambaran seberapa besar Upaya Pembinaan Aqidah Akhlak Bagi
Prilaku Sosial Siswa Kelas VIII di MTs Karangmangu desa Dukuhjati kecamatan
Krangkeng kabupaten Indramayu penulis menggunakan rumus “korelasi product
moment”, sebagai berikut:
Dalam
penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu:
Variabel
X : Pembinaan Aqidah
Akhlak
Variabel Y : Prilaku Sosial siswa
Setelah
itu, hasilnya diinterpretasikan dengan menggunakan cara memberikan interpretsi
terhadap angka indeks korelasi “r” product moment dengan cara kasar/sederhana
dengan menggunakan pedoman standar penilaian yang dikemukakan oleh Anas
Sudijono (2009: 193) sebagai berikut:
Antara
0,90 sampai dengan 1,00 : Sangat kuat (sangat tinggi)
Antara
0,70 sampai dengan 0,90 : Tinggi
Antara
0,40 sampai dengan 0,70 : Cukup
Antara
0,20 sampai dengan 0,40 : Rendah
Antara
0,00 sampai dengan 0,20 :
Sangat rendah (tak berkorelasi) Untuk data kuantitatif yang dari hasil jawaban
angket, penulis melakukan perhitungan skor rata-rata dengan ketentuan sebagai
berikut:
-
Untuk jawaban option a skornya 4
-
Untuk jawaban option b skornya 3
-
Untuk jawaban option c skornya 2
-
Untuk jawaban option d skornya 1
Hipotesis
Menurut Sugiyono (2007: 64) Hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana
rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah
penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif.
Dalam
hal ini yang menjadi hipotesis awal (Ho) dan Hipotesis alternatif (Ha) adalah:
Ha
= Ada pengaruh antara Pembinaan Aqidah
AkhlakbagiPrilaku Sosial Siswa
Ho
= Tidak
ada pengaruh antara Pembinaan Aqidah AkhlakbagiPrilaku Sosial Siswa
Pedoman yang
digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis adalah:
Ho diterima jika
r hitung< r tabel artinya tidak ada korelasi
Ho ditolak jika
r hitung> r tabel artinya ada korelasi Ha diterima
jika r hitung> r tabel artinya ada korelasi
Ha ditolak jiak
r hitung< r tabel artinya tidak ada korelasi
3.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari
hasil analisis dan interpretasi yang telah penulis lakukan mengenai
pembelajaran aqidah akhlak dan pengaruhnya terhadap prilaku sosial siswa kelas
VIII di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Karangmangu desa Dukuhjati kecamatan
Krangkeng kabupaten Indramayu, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Pembelajaran aqidah akhlakdi Madrasah Tsanawiyah (MTs) Karangmangu desa
Dukuhjati kecamatan Krangkeng kabupaten Indramayu yang termasuk dalam kategori
baik dengan prosentase sebesar 82.35% (berada pada rentang prosentase 60% -
80%). Dengan demikian artinya proses pembelajaran aqidah akhlak kelas VIII di
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Karangmangu desa Dukuhjati kecamatan Krangkeng
kabupaten Indramayu dinilai baik. Dan proses pembelajaran dilakukan melalui
beberapa tahapan yaitu: Tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap
penelitian. Adapun untuk tahap penilaian indikator yang dinilai meliputi:
Ø
Metode pembelajaran
Ø
keteladanan pembelajaran aqidah ahklak
a.
Husnuzan
b.
Tawaduk
c.
Tasamuh
d.
dan Ta’awun.
2.
Prilaku sosial siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Karangmangu desa
Dukuhjati kecamatan Krangkeng kabupaten Indramayu memiliki prilaku sosial dalam
kategori baik dengan prosentase sebesar 82.52% (berada pada rentang prosentase
60% - 80%). Dengan demikian artinya prilaku sosial siswa kelas VIII di Madrasah
Tsanawiyah (MTs) Karangmangu desa Dukuhjati kecamatan Krangkeng kabupaten
Indramayu dinilai sebagian besar baik.dengan indikasi yang dinilai meliputi:
Ø
Di lingkungan keluarga
a)
Menjalin hubungan yang baik dengan para anggota keluarga (orangtua dan
saudara).
b)
Menerima otoritas orangtua (mau menaati peraturan yang ditetapkan orangtua).
c)
Menerima tanggung jawab dan batasan-batasan (norma) keluarga.
d)
Berusaha untuk membantu anggota keluarga, sebagai individu maupun kelompok
dalam mencapai tujuanya.
Ø
Di lingkungan sekolah
a)
Bersikap respek dan mau menerima praturan sekolah.
b)
Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sekolah.
c)
Menjalin persahabatan dengan teman-teman di sekolah.
d)
Bersikap hormat kepada guru, pemimpin sekolah, dan lainya.
e)
Membantu sekolah dalam merealisasikan tujuan-tujuanya.
Ø
Di lingkungan masyarakat
a)
Mengakui dan respek terhadap hak-hak orang lain.
b)
Memelihara jalinan persahabatan dengan orang lain.
c)
Bersikap simpati dan alturuis terhadap kesejahteraan orang lain.
d)
Bersikap respek terhadap nilai-nilai, hukum, tradisi, dan kebijakan-kebijakan
masyarakat.
3.
pengaruh pembelajaran aqidah akhlak dan pengaruhnya terhadap prilaku sosial
siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Karangmangu sebesar 6.25% dan
sisanya oleh faktor lain. Diantaranya yaitu pengaruh dari faktor keluarga misal
penerapan pendidikan yang di berikan oleh orang tua kepada anaknya contohnya
mengajarkan kedisiplinan waktu dalam melaksanakan shalat lima waktu sehingga
mengakibatkan dampak positif terhadap prilaku sosial anak untuk selalu
melakukan hal-hal yang bersifat positif. Kemudian dari faktor lingkungan yang
sebagian masyarakatnya memiliki nilai yang baik supaya bisa dijadikan contoh
untuk mengaplikasikan prilaku sosialnya.
1. Sebelum memulai belajar mengajar guru aqidah
akhlak hendaklah menyiapkan RPP dan silabus agar proses pembelajaran bisa
terarah dan tujuan pembelajaran pun bisa tercapai.
2. Prilaku sosial siswadi Madrasah Tsanawiyah (MTs)
Karangmangu desa Dukuhjati kecamatan Krangkeng kabupaten Indramayu dalam
kategori rendah, dengan kata lain prilaku sosial siswa banyak dipengaruhi pola
pergaulan yang melingkupi kehidupan diluarnya. Besarnya pengaruh diluar proses
pembelajaran aqidah akhlak terkadang menjadi pendorong kearah prilaku yang
kurang baik. Untuk itu, kepada para orang tua agar lebih memperhatikan lagi
prilaku keseharian anaknya dalam melakukan pergaulan dengan teman sebayanya.
3. Urgensi pembelajaran aqidah akhlak terhadap pembinaan
prilaku sosial siswadi Madrasah Tsanawiyah (MTs) Karangmangu desa Dukuhjati
kecamatan Krangkeng kabupaten Indramayu termasuk dalam kategori rendah, karena
terdapat faktor lain yang mempengaruhi prilaku sosial siswa diantaranya yaitu
pengaruh dari faktor keluarga misal penerapan pendidikan yang di berikan oleh
orang tua kepada anaknya contohnya mengajarkan kedisiplinan waktu dalam
melaksanakan shalat
4 waktu sehingga mengakibatkan dampak positif
terhadap prilaku sosial anak untuk selalu melakukan hal-hal yang bersifat
positif. Kemudian dari faktor lingkungan yang sebagian masyarakatnya memiliki
nilai yang baik supaya bisa dijadikan contoh untuk mengaplikasikan prilaku
sosialnya. Untuk itu, diharapkan kepada para siswa untuk bisa menjaga
prilakunya dalam pergaulan.
DAFTAR
PUSTAKA
Abu
Ahmadidan Widodo Supriyono. 2004. PsikologiBelajar. Jakarta: RinekaCipta.
Anwar, Rosihon, 2008. Akidah Ahklak. Bandung:
PustakaSetia.
Arikunto,
Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka
Cipta.
________2002. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Desmita. 2012. Psikologi Perkembangan Peserta Didik.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Hidayat, Junaedi, dkk, Akidah dan Ahklak untuk
MTs/SMP Kelas VIII. Jakarta: Penerbit Erlangga,
_________2009.
JauhariMuchtar, Heri. 2005. Fikih Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Mulyono.
2011. Strategi Pembelajaran. Malang: UIN Maliki Press. Masdoeki, Hasan. 1997.
Kamus PopulerIlmu Pengetahuan. Jakarta: Pustaka
Amani
Nashih Ulwan, Abdullah. 1996. Pendidikan Sosial Anak. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Rumini,
Sri, dan Siti Sundari. 2004. Perkembangan Anak & Remaja.Jakarta: Rineka Cipta.
Sudibyo,
Lies. DKK. Ilmu Sosial Dasar. Yogyakarta: Andi Offset
Sugiyono.
2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R dan D. Bandung: Alfabeta.
Syah,
Muhibbin. 2005. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Rosda
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
====================================================
Jika minat File diatas, Anda bisa DOWNLOAD di SINI
0 comments: