BAB 10
KONSEP PROSES KEPERAWATAN
PENGERTIAN
Banyak para ahli merumuskan
pengertian dari proses keperawatan antara lalin:
Yura Walsh (1978)
Proses Keperawatan adalah
langkah-langkah sistematik untuk menentukan masalah, mengimplementasikan dan mengevaluasi
apakah rencana yang dibuat efektif dalam menyelesaika masalah yang terjadi.
Wolf, Weitzel
and Fuerst (1979)
Proses keperawatan adalah
serangakaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencanakan, dan
melaksanakan pelayanan keperawatan dalam
rangka membentuk klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya sioptimal
mungkin. Tindakan keperawatan tersebuat dilaksanakan secara berurutan, terus
menerus, saling berkaitan, dan dinamis, selanjutnya, fuerst dkk, menetapkan
langkah proses keperawatan sebagai proses pengumpulan data, pengkajian,
perencanaan, dan pelaksanaan.
Depkes RI dan
JICA (1982)
Proses keperawatan adalah suatu proses penilaian
masalah yang dinamis dalam usaha memperbaiki atau memelihara pasien sampai ke
taraf optimum melalui suatu pendekatan yang sistematik untuk mengenal dan
membantu memenuhi kebutuhan khusus pasien.
Ann
Marriner
Proses keperawatan adalah penerapan pemecahan
masalah keperawatan secara ilmiah untuk mengidentifikasi masalah pasien,
merencanakan secara sistematis, melaksanakan serta mengevaluasi hasil tindakan
keperawatan yang teleh dilaksanakan.
Malinda
Murray
Proses
keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis untuk
mengkaji masalah pasien secara sistematis, menentukan cara pemecahannya,
melaksanakan tindakan, dan mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan.
Haerber
Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang
digunakan secara sistematis untuk
mengkaji dan mendiagnosis status kesehatan pasien/klien. Merumuskan
hasil yang dicapai, menentukan
intervensi, dan mengevalusi mutu dan hasil usaha yang dilakukan terhadap
pasien/klien.
Zaidin
Ali (1997
Proses keperawatan adalah metode asuhan keperawatan
yant ilmiah, sistematis, dinamis, dan terus-menerus serta berkesinambung dalam
rangka pemecahan masalah kesehatan pasien/klien, dimulai darai pengkajian
(pengumpulan data, analisis data dan penentuan masalah) diagnosis keperawatan,
perencanaan tindakan keperawatan, pelaksanaan, dan penilaian tindakan
keperawatan.
Dari pengkajian yang terakhirini dapat
dijelaskan bahwa proses keperawatan mencakup aspek-aspek sebagai berikut ini.
1. Strategi dalam memberikan asuhan
keperawatan baik pada individu, keluarga, dan masyarakat.
2. Bersifat ilmiah, karena metode ini
melekat pada badan ilmu keperawatan.
3. Sistematik karna melalui proses yang
sakit maupun sehat.
4. Dilaksanakan secara terus-menerus baik
pada individu ayng sakit maupun sehat.
5. Memiliki lima langkah utama, yaitu :
a. Pengkajian, yang meliputi pengumpulan
data, analisis data, peumusan masalah kesehatan/keperawata.
b. Diagnosis keperawatan dan perumusan
diagnosis keperawatan. Diagnosis keperawatan mempunyai ciri tersendiri, karena
lebih menetukan kepada masalah kurang pengetahuan, ketidakmauan dan ketidak
memberikan.
c. Perencanaan, meliputi tujuan, tidakan dan
evaluasi.
d. Pelaksanaan tindakan sesuai dengan
rencana yang telah dibaut.
e. Evaluasi, meliputi penilaian proses
(pengakjian, dianosisi, tindakan)
dn evaluasi
f. Berkesinambuangan dari satu diagnosis
keperawatan ke diagnosis
LANGKAH-LANGKAH
PROSES KEPERAWATAN
Langkah-langkah dalam proses keprawatan
menurut beberapa ahli sebaik berikut :
1. Yura dan WanlsI, menjadinay menjadi 4 rangkap, yaitu pengkajian, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi.
2. Susan dan Clemen membaginya menjadi empat rangakap, yaitu pengkajian, analisis,
perencanaan, implementasi, evaluasi, dan terminasi.
3. Fuerst dkk., membaginya menjadi enam tahap, yaitu pengumpulan data, pengkajian,
perencanaan, dan pelaksanaan.
4. Freeman membaginya menjadi enam tahap, yaitu membina hubungan saling percaya
dengan klien, pengkajian, penentuan tujuan bersama keluarga dan oran terdekat
klien, merencanakan tindakan bersama klien, melaksanakan kegiatan sesuai dengan
rencana, dan hasil evaluasi.
5. SG Baillon membaginya menjadi empat tahap, yaitu pengkajian, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi.
6. Subdit perawatan kesehatan masyarakat DEPKES RI membaginya menjadi empat tahap,
yaitu identifikasi, pengumpulan data, rencana dan kegiatan, dan serta penilaian.
7. Pameela membaginya menjadi tujuh tahap, yaitu pengumpulan data, mengidentifikasi
kemungkinan, diagnosis, analisis terhadap klien, penetapan diagnosis,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
8. Zaidin Ali membaginya menjadi lima tahap, yaitu :
a. Pengkajian, meliputi pengumpulan data, analisis
data, perumusan masalah kesehatan dan keperawatan.
b. Perumusan diagnosis keperawatan.
c. Perencanaan tindakan.
d. Pelaksanaan tindakan sesuai dengan
perencanaan.
e. Penilaian tindakan keperawatan yang dilakukan secara
terus menerus dan berkelanjutan seperti yang dapat dilihat pada Gambar 10-1.
Catatan :
1. Pengkajian
2. Perumusan diagnosis keperawatan
3. Perencanaan
4. Pelaksanaan tindakan
5. Penilaian
GAMBAR 10-1. Tahap-Tahap Proses Keperawatan Menurut
Zaldin All
TUJUAN PROSES
KEPERAWATAN
Tujuan proses keperawatan adalah agar diperoleh
hasil asuhan keperawatan yang bermutu, efektif dan efisien sesuai dengan
kebutuhan dan agar pelaksanaannya dilakukan secara sistematis, dinamis, dan
berkelanjutan.
FUNGSI PROSES KEPERAWATAN
Proses
Keperawatan berfungsi sebagai berikut.
1.
Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi tenaga
keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan.
2.
Memberi ciri profesionalisasi asuhan keperawatan melalui pendekatan
pemecahan masalah dan pendekatan komunikasi yang efektif dan efisien.
3.
Memberi kebebasan pada klien untuk mendapat pelayanan yang optimal sesuai
dengan kebutuhannya dalam kemandiriannya di bidang kesehatan.
AZAS AZAS
PROSES KEPERAWATAN
Dalam pelaksanaan proses keperawatan
dianut azas-azas sebagai berikut.
1.
Keterbukaan,
kebersamaan, dan kemitraan.
2.
Manfaat, semua
kebutuhan/tindakan yang diambil harus bermanfaat bagi kepentingan pasien,
tenaga keperawatan, dan institusi.
3.
Interdependensi,
terdapat saling ketergantungan antara tenaga keperawatan dalam perawat pasien..
pleh Karena itu, dibutuhkan kerja sama yang baik diantara keduanya.
4.
Saling
menguntungkan, masing-masing pihak yang terlibat dalam hal ini perawat, klien
dan istitusi memperoleh kepuasan.
MANFAAT PENGGUNAAN PROSES KEPERAWATAN
Pelaksanaan
asuhan keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan sangat bermanfaat bagi pasien, perawat dan
institusi.
Manfaat untuk Pasien
1.
Mendapatkan
pelayanan keperawatan yang bermutu efektif dan efisien. Asuhan keperawatan yang
diberikan telah dipilih sesuai dengan kebutuhan pasien melalui proses
pengumpulan data, analisis, perumusan masalah, rencana yang terarah,
pelaksanaan sesuai dengan rencana, dan hasil evaluasi yan terus menerus.
2.
Pasien bebas
mengemukakan pendapat/kebutuhannya demi mempercepat kesembuhan.
3.
Melalui proses
yang sistematik, proses kesembuhan dapat dipercepat dan pasien mendapat
kepuasan dari pelayanan yang diberikan.
Manfaat untuk Tenaga
Keperawatan
1.
Kemampuan
intelektual dan teknis tenaga keperawatan dapat berkembang sehingga kemampuan
perawat baik dalam berpikir kritis analitis maupun keterampilan teknis juga
meningkat.
2.
Meningkatkan
kemandirian tenaga keperawatan.
Dengan
menggunakan proses keperawatan maka diagnosis keperawatan, rencana tindakan,
pelaksanaan tindakan serta evaluasi pasien dapat ditentukan tanpa harus
bergantung kepada tenaga kesehatan lain, (mis., dokter) sehingga prinsip
kemitraan dapat diwujudkan.
3.
Kepuasan yang
dirasakan pasien akan semakin meningkatkan citra perawat di mata masyarakat.
Manfaat untuk Institusi (Rumah Sakit)
1.
Banyak
pengunjung (masuk/keluar pasien) sehingga keuntungan yang diperoleh akan
meningkat.
2.
Citra Rumah
Sakit akan bertambah baik dimata masyarakat.
Manfaat bagi Masyarakat
Masyarakat mendapat pelayanan yang
berkualitas.
TAHAP-TAHAP PROSES KEPERAWATAN
Pengkajian
Pengkajian
adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk dikaji dan
dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi pasien baik
fisik, mental, sosial maupun spiritual dapat ditentukan. Tahap ini mencakup
tiga kegiatan, yaitu pengumpulan data, analisis data, dan penentuan masalah
kesehatan serta keperawatan.
Pengumpulan data
Tuhuan :
Diperoleh
data dan informasi mengenai masalah kesehatan yang ada pasien sehingga dapat
ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang
menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual serta faktor lingkungan
yang mempengaruhinya. Data tersebut harus akurat dan mudah dianalisis.
Data yang dibutuhkan mencakup :
1.
Segala sesuatu
tentang pasien sebagai makhluk bio-psiko-sosio-spiritual.
2.
Data yang
berkaitan dengan segala sesuatu yang mempengaruhi kesehatan keluarga/masyarakat
dan kebutuhan mereka terhadap layanan kesehatan, jika fokus asuhan keperawatan
yang akan diberikan adalah terhadap keluarga/masyarakat.
3.
Data tentang
sumber daya (tenaga, peralatan, dan dana) yang tersedia untuk mengatasi masalah
yang terjadi.
4.
Data lingkungan
yang mempengaruhi kesehatan pasien.
Jenis data :
1.
Data objektif,
yaitu data yang diperoleh melalui suatu pengukuran, pemeriksaan, dan
pengamatan, misalnya suhu tubuh, tekanan darah, serta warna kulit.
2.
Data subjektif,
yaitu data yang diperoleh dari keluhan yang dirasakan pasien, atau dari
keluarga pasien/saksi lain misalnya, kepala pusing, nyeri, dan mual.
Sumber data :
1.
Sumber data
primer, yakni data yang dikumpulkan dari pasien yang berdasarkan hasil
pemeriksaan.
2.
Sumber data
skunder yakni data yang diperoleh dari orang lain, misalnya keluarga atau orang
terdekat pasien.
3.
Sumber lain
yang dapat dipercaya, misalnya rekam medik dan catatan riwayat perawatan
pasien.
Cara pengumpulan data :
1.
Wawancara/anamnesis
Wawancara/anamnesis adalah komunikasi timbal balik berbentuk tanya
jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien tentang hal-hal yang
berkaitan dengan kesehatan pasien. Dalam hal ini, perawat membina hubungan baik
dengan pasien sebelum melalui wawancara. Wawancara dilakukan dengan penuh keramahan,
keterbukaan, menggunakan bahasa yang sederhana dan kenyamanan pasien terjamin.
Semua hasil wawancara dicatat dalam format proses keperawatan.
2.
Pengamatan
Pengamatan pasien dilakukan baik terhadap fisik, perilaku, dan
sikap dalam rangka menegakkan diagnosis keperawatan. Pengamatan ini dilakukan
dengan menggunakan pancaindra. Semakin banyak pancaindra yang terlibat maka
hasil pengamatan akan semakin baik. Hasil pengamatan ini dicatat dalam format
proses keperawatan.
3.
Pemeriksaan
fisik
Pemeriksaan fisik adalah upaya menegakkan diagnosis keperawatan
dengan cara sebagai berikut.
a.
Inspeksi, yakni
melihat bagian tubuh pasien yang sakit (lihat Tabel 10-1)
b.
Palpasi, yaitu
suatu pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara meraba bagian tubuh yang
sakit.
TABEL 10-1. Sasaran PPengamatan Fisik
No.
|
Sasaran
|
Tanda-tanda
|
Kemungkinan masalah
|
1.
|
Mata
|
·
Kuning
·
Merah
·
Pucat
|
·
Ikterus
·
Radang
·
Anemia
|
2.
|
Hidung
|
·
Edema
·
Jaringan
|
·
Radang
·
Polip
|
3.
|
Mulut
|
·
Mulut
Kering
·
Gusi
Merah
·
Bengkak
|
·
Sariawan
·
Ginggivitis
·
Gigi
Berlubang
|
4.
|
Tenggorokan
|
·
Merah
·
Bengkak
|
·
Faringitis
·
Tonsilitis
|
5.
|
Leher
|
·
Bengkak
|
·
Struma/Gondok
|
6.
|
Kulit
|
·
Kering
·
Keriput
·
Pucat
·
Biru
·
Merah
|
·
Kurang
Cairan
·
Kurang
Darah
·
Sianosis
·
Radang
|
c.
Auskultasi,
yaitu suatu pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan bunyi
bagian tubuh tertentu dan biasanya menggunakan stetoskop, misalnya mendengar
denyut jantung, bising usus, dan suara paru.
d.
Perkusi, suatu
pemeriksaan yang dilakukan dengan cara mengetukkan jari telunjuk/kepalan
tangan/alat (hammer) pada tangan yang lain diatas bagian tubuh yang diperiksa.
0 comments: