KONSEP
SUPERVISI DALAM KEPERAWATAN
A.
Definisi
Supervisi
upervisi adalah
istilah yang akrab kita dengar sehari-hari. Dalam dunia kerja, jabatan
supervisi seringkali diartikan sebagai jabatan yang berada di atas karyawan
biasa, namun masih lebih rendah daripada jabatan “bos”. Sebenarnya, apa
definisi dari supervisi?
Kata supervisi dapat
didefinisikan menurut beberapa kategori. Secara etimologis, supervisi berasal
dari bahasa Inggris supervision. Super berarti
di atas, sedangkan vision berarti
pengelihatan/ melihat. Jika diartikan secara bebas, maka supervision dapat
pula dimaknai sebagai melihat dari atas.
Arti kata supervisi
ini tidak bisa dimaknai secara harafiah sebagai kegiatan melihat orang lain
dari atas, namun lebih kepada makna mengawasi orang lain yang dilakukan oleh
orang yang memiliki jabatan tinggi ke orang yang memiliki jabatan lebih rendah.
B.
Prinsip
Supervisi Keperawatan
Prinsip-prinsip
supervisi dalam keperawatan adalah :
1.
Didasarkan atas hubungan profesional dan bukan pribadi
2.
Kegiatan yang direncanakan secara matang
3.
Bersifat edukatif, supporting dan informal
4.
Memberikan perasaan aman pada staf dan pelaksanaan keperawatan
5.
Membentuk suatu kerjasama yang demokratis antara supervisor dan
staf dan pelaksana keperawatan.
6.
Harus objektif dan sanggup mengadakan “self evaluation”.
7.
Harus progresif, inovatif, fleksibel dan dapat mengembangkan
kelebihan masing-masing
8.
Konstruktif dan kreatif dalam mengembangkan diri disesuaikan
dengan kebutuhan.
9.
Dapat meningkatkan kinerja bawahan dalam upaya meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.
C.
Tehnik
supervisi keperawatan
1. Proses supervisi keperawatan
terdiri dari 3 elemen kelompok, yaitu :
a)
Mengacu pada standar asuhan keperawatan.
b)
Fakta pelaksanaan praktek keperawatan sebagai pembanding untuk menetapkan pencapaian.
c)
Tindak lanjut dalam upaya memperbaiki dan mempertahankan kualitas asuhan.
2. Area Supervisi.
a) Pengetahuan dan pengertian tentang
klien.
b) Ketrampilan yang dilakukan
disesuaikan dengan standar.
c) Sikap penghargaan terhadap
pekerjaan misalnya kejujuran, empati
3. Cara Supervisi
Supervisi dapat dilakukan melalui dua
cara, Yaitu:
a) Langsung.
Supervisi dilakukan secara langsung
pada kegiatan yang sedang berlangsung, dimana supervisor dapat terlibat dalam
kegiatan, feed back dan perbaikan.
Adapun prosesnya adalah:
a.
Perawat
pelaksana melakukan secara mandiri suatu tindakan keperawatan didampingi oleh
supervisor.
b.
Selama
proses, supervisor dapat memberi dukungan, reinforcement dan petunjuk.
c.
Setelah
selesai, supervisor dan perawat pelaksana melakukan diskusi yang bertujuan
untuk menguatkan yang telah sesuai dan memperbaiki yang masih kurang.
Reinforcement pada aspek yang positif sangat penting dilakukan oleh supervisor.
b) Supervisi secara tidak langsung :
Supervisi dilakukan melalui laporan baik
tertulis maupun lisan. Supervisor tidak melihat langsung apa yang terjadi
dilapangan sehingga mungkin terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat
diberikan secara tertulis.
D.
Kompetensi
Supervisor Keperwatan
Untuk menjadi supervisor yang baik diperlukan
kompetensi yang harus dimiliki dalam melaksanakan supervisi (Bittel, 1987).
Kompetensi tersebut meliputi :
a. Knowledge
Competencies Knowledge Competencies adalah kemampuan pengetahuan yang merupakan
pintu masuk seseorang untuk bekerja dengan baik. Seorang manager akan lebih
sukses apabila dilandasi dengan ilmu pengetahuan yang cukup.
b. Enterpreneurial
Competencies. Enterpreneurial adalah kompetensi yang meliputi 2 bagian yaitu
orientasi efisiensi dan produktivitas.
1.
Orientasi Efisiensi
Orientasi efisiensi adalah keinginan untuk
mendapatkan dan melakukan pekerjaan yang lebih baik dengan menggunakan dan
menggabungkan semua sumber daya yang ada.
2.
Produktivitas Produktif
artinya memiliki inisiatif, menulis laporan, menyapa atau menghubungi klien,
memulai melakukan sesuatu.
c. Intelectual
Competencies
Meliputi 3 bagian penting yaitu:
1.
Berfikir logis dengan mencari penyebab dari
suatu kejadian
2. Konseptual
yaitu mampu untuk mengumpulkan informasi dan dapat membedakan hal-hal di luar
konsep;
3. Keterampilan
mendiagnosis yaitu mampu untuk mengaplikasikan konsep dan teori ke dalam
situasi dan kondisi kehidupan yang nyata.
d. Sosio-emotional
Competencies Kompetensi ini meliputi 5 bagian penting yaitu: kepercayaan diri,
pengembangan, persepsi objektif, pengkajian diri akurat dan adaptasi stamina.
e. Interpersonal
Competencies Meliputi delapan bagian yaitu selain memiliki kepercayaan diri
yang kuat dan pengembangan lain, juga memiliki perhatian kepada dampak,
kekuasaan satu sisi, kekuasaan sosial, , berpandangan positif dan mengelola
proses kelompok. Seorang pemimpin / supervisor dapat berhasil memimpin staf
tergantung dari perilaku pemimpin (Davis, 1985), oleh karena itu pemimpin harus
memiliki ketrampilan diantaranya :
a)
Ketrampilan teknis (technical skill) mengacu
pada pengetahuan dan ketrampilan seseorang dalam salah satu jenis proses atau
teknik.
b)
Ketrampilan manusiawi (human skill) adalah
kemampuan bekerja secara efektif dengan orang-orang dan membina kerja tim.
c)
Ketrampilan konseptual (conseptual skill) adalah
kemampuan untuk berfikir dalam kaitannya dengan model, kerangka, hubungan yang
luas dan berfokus pada gagasan. Kompetensi yang harus dimiliki supervisor dalam
melakukan supervisi kinerja staf dalam pendokumentasian asuhan keperawatan
adalah mempunyai pengetahuan tentang asuhan keperawatan dan pendokumentasiannya
berdasarkan proses keperawatan, mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi
dan bekerjasama dengan staf untuk mengarahkan, membimbing dan memotivasi staf.
Kemampuan supervisor ini dalam menjalankan tugasnya sehari-hari
diantaranya dapat dijabarkan sebagai berikut:
a)
Memberikan pengarahan dan petunjuk yang
jelas, sehingga dapat dimengerti oleh staf dan pelaksana keperawatan.
b)
Memberi saran, nasehat dan bantuan kepada
staf dan pelaksana keperawatan
c)
Memberikan motivasi untuk meningkatkan
semangat kerja kepada staf dan pelaksana keperawatan.
d)
Memberikan latihan dan bimbingan yang
diperlukan oleh staf dan pelaksana keperawatan.
e)
Melakukan penilaian terhadap penampilan
kinerja staf.
f)
Mengadakan pengawasan dan evaluasi agar
asuhan keperawatan yang diberikan lebih baik
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam, 2002. Manajemen Keperawatan
: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : Salemba Medika.
Nursalam, 2007. Manajemen Keperawatan
: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Edisi 2. Jakarta : Salemba
Medika.
Gillies, 19VIII9. Managemen
Keperawatan Suatu pendekatan Sistem, Edisi Terjemahan. Alih Bahasa Dika Sukmana
dkk. Jakarta.
FKp, 2009. Buku Panduan Manajemen
Keperawatan : Program Pendidikan Ners. Surabaya.
…………….. 2008. Kumpulan Materi Kuliah
Manajemen Keperawatan : Disampaikan Pada Perkuliahan FKP Unair (tidak
dipublikasikan).
0 comments: