Pengertian Tanah
Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum)
adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan
bahan organik. Tanah sangat
vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung
kehidupan tumbuhan dengan
menyediakan hara dan air sekaligus sebagai
penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga
menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernapas dan tumbuh. Tanah juga
menjadi habitat hidup
berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan
darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak. Ilmu yang mempelajari berbagai aspek mengenai
tanah dikenal sebagai ilmu tanah. Dari segi klimatologi,
tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah
sendiri juga dapat tererosi. Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi
dengan lokasi yang lain. Air dan udara merupakan
bagian dari tanah.
A. Proses Pembentukan Tanah
Proses pembentukan tanah yang
berasal dari batuan-batuan besar dipengaruhi oleh banyak faktor. Akan tetapi,
secara umum proses ini melewati 4 tahapan besar, yakni proses pelapukan batuan,
pelunakan struktur, tumbuhnya tumbuhan perintis, dan proses penyuburan. Berikut
akan dijelaskan keempat proses terbentuknya tanah tersebut.
1. Proses Pelapukan Batuan
Batuan yang berada di
permukaan bumi karena pengaruh iklim lambat laun mengalami proses pelapukan
menjadi remahan-remahan kecil. Proses pelapukan sendiri sebetulnya melibatkan
banyak faktor lain, sehingga ia dikelompokan menjadi 3 jenis, yaitu pelapukan
kimiawi, pelapukan fisik, dan pelapukan biologi.
Pelapukan kimiawi sangat dipengaruhi oleh hujan asam yang sering
terjadi di awal proses terbentuknya bumi. Asam yang dihasilkan dari kondensasi metana,
sulfur, dan klorida dan terbawa ke dalam hujan bersifat sangat korosif,
sehingga dapat mengikis batuan-batuan tersebut secara kimia. Hujan asam ini
terjadi sangat sering, sehingga pelapukan dapat terjadi hingga batuan-batuan
yang letaknya lebih dalam.
Pelapukan fisik dipengaruhi oleh perubahan iklim dan cuaca yang
terjadi dengan sangat ekstrim. Perubahan suhu secara drastis membuat ikatan
batuan menjadi lapuk dan mudah mengalami cracking (pemecahan). Perlu diketahui
bahwa, dalam pelapukan fisik, struktur kimia dari batuan tidak berubah sama
sekali, oleh karena itu mineral yang terkandung dari hasil pelapukan tetap
sama.
Pelapukan biologi umumnya tidak terjadi saat awal proses
pembentukan tanah. Jenis pelapukan ini berlangsung secara terus menerus setelah
tanah terbentuk dan siap digunakan sebagai media hidup beragam jenis hewan dan
tumbuhan mikro. Bisa dikatakan bahwa pelapukan biologi adalah pelapukan
penyempurna dari sifat-sifat tanah yang nantinya terbentuk.
2.
Proses
Pelunakan Struktur Batuan
Batuan-batuan
remah yang terbentuk dari proses pelapukan kemudian mengalami pelunakan. Dalam
hal ini, air dan udara memegang peranan sangat besar. Kedua zat tersebut masuk
dan merembes ke dalam sela-sela remahan batuan untuk melunakan struktur batuan.
Selain
membantu dalam proses pelunakan struktur batuan sehingga lebih sesuai menjadi
media tempat hidup, air dan udara juga mendorong calon mahluk hidup dapat mulai
tumbuh di permukaan. Akan tetapi, organisme yang dapat berkembang pada tahapan
proses pembentukan tanah ini terbilang masih sangat terbatas, misalnya lumut
dan mikroba.
Sama seperti
proses pelapukan, proses pelapukan struktur batuan juga membutuhkan waktu yang
sangat lama. Para ahli memperkirakan bahwa bumi menghabiskan jutaan tahun untuk
menelusuri tahapan proses pembentukan tanah satu ini.
3.
Proses Tumbuhnya Tumbuhan Perintis
Setelah tahapan
pelunakan struktur batuan selesai, proses pembentukan tanah dilanjutkan dengan
tumbuhnya beragam jenis tumbuhan perintis. Tumbuhan-tumbuhan ini berukuran lebih
besar dari lumut, sehingga akar-akar yang masuk ke dalam batuan yang telah
lunak dapat membantu memecah batuan tersebut. Selain itu, asam humus yang
mengalir dari bagian permukaan batuan membuat batuan yang berada di bagian
dalam dapat melapuk secara sempurna. Pada tahapan inilah proses pelapukan
biologi dimulai.
4.
Proses Penyuburan
Di tahap ini,
tanah yang terbentuk mulai mengalami proses pengayaan bahan-bahan organik.
Tanah yang awalnya hanya mengandung mineral-mineral yang berasal dari proses
pelapukan batuan akan bertambah subur dengan adanya pelapukan materi-materi
organik yang berasal dari hewan dan tumbuhan yang mati di permukaan.
Mikroorganisme tanah memegang peran penting dalam hal ini.
Setelah tahapan
keempat ini, tanah yang biasa kita lihat sehari-hari sudah terbentuk dengan
sempurna. Tumbuhan dan hewan autotrof mencari sumber makanannya dalam media
tersebut. Akan tetapi, proses pembentukan tanah sebetulnya masih terus
berlangsung mengingat faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya tanah masih
tetap ada hingga saat ini.
B.
Ukuran Butir Tanah
Perilaku air di dalam
tanah dipengaruhi oleh jenis tanah ini. Tanah diklasifikasikan berdasarkan
ukuran butir sebagai berikut:
Ada beberapa sistem
yang berbeda di tempat yang menunjukkan ukuran partikel. Nilai yang diberikan
di atas berkaitan dengan sistem Taksonomi Tanah USDA. Anda mungkin memiliki ide
yang baik dari apa kerikil dan pasir partikel terlihat seperti, tapi mungkin
tidak lumpur atau tanah liat. Partikel Silt sekitar sebesar ketebalan rambut
Anda, dan partikel tanah liat jauh lebih kecil dari itu!
Ruang antara partikel
tanah disebut sebagai "void" atau "pori-pori". Ini adalah
daerah di mana air dapat berada di dalam tanah. Oleh karena itu, komposisi
tanah memiliki dampak yang signifikan terhadap jumlah air yang dapat terus.
Untuk membayangkan porositas , lihat gambar di kiri bawah. Jika bagian padat tanah
dapat benar-benar dipadatkan, sehingga semua udara dan air yang diperas dari
itu, akan memiliki porositas nol. Dalam hal ini, satu meter kubik tanah berisi
0,7 meter kubik partikel tanah, dan karena itu 0,3 meter kubik ditempati oleh
salah satu air atau udara (void). Porositas kemudian dapat dihitung dengan
persamaan ini:
Porositas = volume kosong ÷ volume
tanah
Porositas = 0,3 meter kubik ÷ 1,0 meter
kubik
Porositas = 0,3
Porositas = 0,3
Partikel tanah kecil
pak bersama-sama lebih erat dari partikel besar, meninggalkan pori-pori kecil.
Partikel tanah besar pak sama kurang padat, meninggalkan lebih sedikit, tetapi
lebih besar, pori-pori. Pada kenyataannya, sebagian besar tanah adalah campuran
ukuran partikel. Tanah dengan rentang yang lebih besar dari ukuran partikel
umumnya akan memiliki porositas yang lebih rendah, karena berbeda-partikel
berukuran dapat mengisi semua "celah", seperti yang ditunjukkan di
sini.
Ini adalah saat yang
tepat untuk menunjukkan bahwa ada hal lain bawah tanah dari tanah. Seringkali
terdapat endapan bawah tanah batuan padat. Beberapa rock adalah
"keropos" dan benar-benar dapat menyimpan sejumlah kecil air. Batu
itu juga bisa menjadi retak, seperti yang ditunjukkan di sini, dan memiliki
kemampuan untuk menyimpan sejumlah besar air. Jadi sama seperti tanah, batu
juga dapat memiliki yang berbeda menyim
Sama seperti porositas tanah yang
mempengaruhi berapa banyak air dapat terus, itu juga mempengaruhi seberapa
cepat air dapat mengalir melalui tanah.
Kemampuan air untuk
mengalir melalui tanah yang disebut sebagai permeabilitas tanah itu. Seperti
Anda mungkin bisa menebak, permeabilitas kerikil adalah lebih tinggi dari tanah
liat. Tapi bisakah Anda menebak berapa banyak yang lebih tinggi? Klik tombol di
bawah untuk melihat berapa lama mungkin butuh air untuk perjalanan 1 meter
jenis tanah yang berbeda ....
0 comments: