Welcome Guys

Pages

Send Quick Massage

Name

Email *

Message *

Saturday, October 20, 2018

KEGIATAN BELAJAR 2 KETERAMPILAN BERNYANYI

by endar  |  in ARTIKEL at  October 20, 2018

KEGIATAN BELAJAR 2
KETERAMPILAN BERNYANYI


Diakhir Kegiatan Belajar 3 Modul 5, diharapkan anda akan dapat menjelaskan kembali konsep bernyanyi pada anak TK. Selain itu, akan dibahas tentang bernyanyi yang baik dan benar bagi anak didik di TK. Mengapa bernyanyi? Sebab, kegiatan bernyanyi adalah bentuk musik yang paling alamiah dan paling mudah dipelajari anak didik. Bukankah kita dapat membuat musik dengan alat musik yang telah disediakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Melalui kegiatan bernyanyi, anda dapat mengembangkan rasa estetika dan rasa musikal anak.
Seorang komposer akan memerlukan suatu media untuk menuangkan gagasan musikalnya. Pertama, dia akan menuangkan gagasan musikalnya ke dalam notasi musik yang selanjutnya diwujudkan dalam bentuk bunyi. Ada beragam media untuk mewujudkan bunyi, antara lain berupa suara manusia / musik vokal dan berbagai musik instrument musik. Bernyanyi adalah istilah lain dari musik vokal. Diduga, bernyanyi merupakan medium musik pertama yang dimiliki manusia pada masa lalu (Miller, 1991). Dikatakan lebih lanjut, suara manusia diperkirakan merupakan medium musikal yang mendasari medium-medium musik lainnya. Vokal berasal dari tubuh penyanyinya sendiri dan bernyanyi merupakan gabungan dari kata-kata dan musik. Jadi, dapat dikatakan bahwa musik vokal memiliki ekspresi natural, komunikasi langsung, dan merupakan kehalusan dari gambaran perasaaan / emosi dan musik serta kualitas kemanusiaan secara umum.
Bernyanyi sebagai bagian dari musik merupakan salah satu komponen yang dianggap mampu mengembangkan fungsi belahan otak kanan dan kiri manusia. Otak kanan bertugas mengoordinasikan tugas yang bersifat emosional : artistic, intuitif, ataupun berfikir, secara holistic dam linier.
Pengetahuan dan keterampilan anda bernyanyi dengan tepat tentunya sangat diperlukan pula agar anda dapat memberikan contoh bagaimana bernyanyi yang benar kepada anak didik. Sulit bagi seorang guru yang tidak memahami konsep bernyanyi dan keterampilan bernyanyi ketika dia harus mempraktikkannya di hadapan anak-anak, bukan ? Apabila anda memiliki kesempatan, sebaiknya anda berlatih bernyanyi di bawah bimbingan pengajar yang kompeten. Apabila anda belum memiliki kesempatan ini, anda akan mendapatkan kiat-kiat bernyanyi sebagai guru di TK pada kegiatan belajar ini.
Bernyanyi adalah aktivitas musikal yang mengekspresiannya sangat pribadi karena menggunakan alat musik yang ada pada tubuh manusia dan bersifat langsung. Bernyanyi adalah ekspresi natural yang artistic karena musik merupakan bahasa emosi yang mampu memberikan kesenangan dan kepuasan. Untuk dapat bernyanyi dengan baik dan benar, anda perlu melalui suatu proses musikalitas, intelektual, emosi, fisik, dan psikis.
Bernyanyi yang baik dan benar tidaklah sesederhana yang diperkirakan, yaitu menyuarakan notasi dalam bentuk teks lagu, bernafas, melembutkan dan mengeraskan volume, berusaha mengekspresikan dengan gerak tubuh, lalu selesai. Dalam bernyanyi, ada teknik-teknik yang harus dikuasai sehingga suara yang dihasilkan adalah suara “orang bernyanyi”. Beberapa teknik yang amat perlu dikuasai antara lain adalah sikap tubuh, pernafasan, intonasi, pengucapan, dan penjiwaan. Pemaparan materi tersebut tidak dimaksudkan untuk menjadikan anda sebagai seorang penyanyi professional atau mengajarkannya kepada anak didik anda. Akan tetapi, lebih dimaksudkan sebagai memperluas pengetahuan dan keterampilan yang dapat dimanfaatkan ketika anda berhadapan dengan anak didik anda dikelas.
1.      Sikap tubuh ketika bernyanyi
Sebelum anda memulai dengan tahap pembentukan dan olah suara, anda perlu mengetahui bagaimana sebaiknya sikap tubuh ketika bernyanyi. Mengapa sikap tubuh perlu menjadi perhatian anda ? Sikap tubuh yang benar dan baik akan memengaruhi pernafasan dan kualitas suara anda sebab mekanisme pernafasan dan terjadinya suara bergantung pada organ-organ tubuh terkait. Maka itu, sikap tubuh yang baik akan membantu organ-organ tubuh terkait berfungsi dengan semestinya dan maksimal.
Ada dua sikap tubuh yang dapat dipilih, yakni sikap berdiri dan sikap duduk. Sikap berdiri merupakan sikap bernyanyi yang paling dianjurkan. Anda berdiri dengan tubuh dan kepala tegak lurus. Punggung tegak, tetapi tidak kaku, melainkan rileks. Kedua lengan anda tergantung lemas dengan kedua bahu datar tidak terangkat. Renggangkan kedua kaki dengan jarak kira-kira 10 cm. Salah satu kaki agak maju ke depan. Usahakan agar lutut tidak terkunci kaku. Berat badan tertumpu pada tumit.
Sementara itu, sikap bernyanyi sambil duduk memerlukan bangku / kursi yang tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah agar kedua kaki dapat menekuk 900. Duduklah tegak tidak bersandar dan agak maju ke dapan. Letakkan kedua kaki anda merapat. Jangan silangkan atau bertumpung.
Untuk anak-anak, sikap duduk ini dapat dianjurkan dengan memperhatikan. Pilihlah bangku yang tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah. Garis pantat sejajar atau sedikit lebih rendah dari lutut anak ketika mereka duduk. Alas bangku / kursi sebaiknya rata dan tidak bergelombang. Pada saat bernyanyi, anak tidak bersandar atau bertopang pada meja dengan kedua tangan dilipat. Posisi ini diusahakan untuk dipertahankan selama mereka bernyanyi, kecuali pada waktu istirahat.
2.      Pernapasan
Pernapasan dalam bernyanyi sangat jauh berbeda dengan pernapasan ketika kita berbicara. Yang membedakannya adalah dalam pernapasan bernyanyi, kita akan memerlukan pernapasan yang dalam dan panjang serta diperlukan kontrol agar menghasilkan suara yang bagus. Pernapasan dalam dan panjang diperlukan untuk menjaga agar suara kita tetap dapat mempertahankan nada dan teks lagu. Pada saat kita bernapas sehari-hari kita tidak mengisi udara ke dalam paru-paru secara maksimal. Bernyanyi akan memerlukan napas yang panjang dan terkontrol. Seluruh bagian paru-paru harus terisi udara secara maksimal.
Untuk itu, diperlukan kontrol setiap saat terhadap proses bernyanyi kita, terutama saat menghirup dan mengeluarkan udara sambil mengalunkan nada-nada melodi. Pengontrolan juga diperlukan untuk menghindari pemborosan udara pada saat kita mengeluarkn udara dan mengefisiensikan pernapasan agar kestabilan suara dapat terjaga. Untuk menghasilkan kualitas suara yang bagus, diperlukan teknik pernapasan. Ada tiga jenis pernapasan, yaitu pernapasan dada, pernapasan perut, dan pernapasan diafragma. Teknik pernapasan terakhir inilah yang selalu disarankan untuk digunakan ketika kita bernyanyi. Mengapa teknik pernapasan diafragma yang disarankan ? teknik ini dianggap mampu membantu menghasilkan pernapasan yang panjang dan dalam serta pengontrolan pernafasan itu sendiri. Selain itu, penggunaan teknik ini akan (1) memperkecil ketegangan pada bagian dada, (2) mencegah kelelahan dan ketegangan pada dada, serta (3) mencegah ketegangan pada bahu dan leher.
Diafragma adalah otot kuat dan tebal yang terdapat tepat dibawah tulang rusuk yang paling bawah. Otot ini menghubungkan antara rongga dada dan rongga perut. Berikut diulas tentang bagaimana sebenarnya proses pernapasan difragma. Prosesnya dimulai dengan memasukkan udara ke dalam paru-paru (inhalasi), kemudian ditahan sejenak. Leher, dada, dan bahu tidak kaku, tetapi relaks. Setelah itu, barulah napas diembuskan dengan hemat yang disebut (ekshalasi) dengan mengembalikan posisi otot difragma ke posisi semula. Relaksasi adalah tahap selanjutnya setelah ekshalasi, yaitu otot dikendurkan dan segera mempersiapkan diri untuk menghirup udara lagi. Hal ini seharusnya dilatih berulang-ulang. Pada bernyanyi, sebenarnya terjadi pengendalian pernapasan. Pada saat mengembuskan napas, sebenarnya kita meniupkan suara atau nada seperti seruling.
3.      Intonasi
Intonasi adalah memproduksi nada. Menghasilkan nada yang jernih dengan ketinggian nada itu amat penting. Apabila anda bukan penyanyi yang andal, anda tidak perlu cemas. Usahakan menyanyikan nada dengan tepat dengan volume suara sedang agar anda dapat mendengar suara anda sendiri.
4.        Penyampaian pesan hanya dapat disampaikan melalui pengucapan yang jelas.
Oleh karena itu, anda jangan segan membuka mulut dan berlatih di  muka cermin, tanpa tegang.
5.        Penjiwaan
Menyanyikan lagi sambil mengekspresikan pesan musikal yang tepat sesuai dengan jiwa dan makna lagu disebut sebagai penjiwaan. Lagu gembira dinyanyikan dengan suara riang, ringan, serta mimik muka dan gerak tubuh yang gembira. Hal ini tentunya beda dengan lagu dengan melankolis yang dibawakan dengan suara gelap, berat, serta mimikmuka yang tenang. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menjiwai lagu yang dinyanyikan :
a.         Berusaha mengerti makna syair / teks lagu yang dibawakan;
b.        Memahami tanda-tanda dinamis, tempo, dan tanda-tanda lain yang tertulis pada notasinya;
c.         Memperhatikan artikulasi dan pengkalimatan (phrasing) lagu dari syair ataupun dari melodinya;
d.        Menghafalkan lagu.

Dalam penjiwaan lagu, kadang-kadang diperlukan juga kesesuaian warna suara penyanyi dengan sifat lagu yang dibawakannya meskipun hal ini bukanlah penentu kualitas pembawaan lagu. Oleh sebab itu, tidak semua penyanyi sesuai atau cocok menyanyikan semua jenis lagu.

A.    PENYANYI PADA ANAK TK
Bernyanyi merupakan suatu bagian yang penting dalam pengembangan diri anak. Guru disekolah TK harus mengarahkan anak didiknya bukan sebagai penyanyi, tetapi lebih pada bagaimana membuat anak-anak menjadi antusias dalam bernyanyi. Mengapa ?  Karena, dalam bernyanyi, anak-anak akan dapat mengekspresikan apa yang dirasakan, dipikirkan, dan diimpikan secara pribadi. Melalui bernyanyi, meraka akan bersentuhan dengan sesuatu yang indah. Dengan demikian, ada dua hal yang perlu menjadi perhatian guru, yakni bagaimana memperkenalkan bernyanyi pada anak-anak, apa, serta kapan mereka bernyanyi. Guru perlu mengetahui bagaimana karakteristik suara mereka dan bagaimana dapat membantu anak mengembangkan kegiatan bernyanyi mereka menjadi suatu kegiatan yang menyenangkan. Karena itu, anda perlu mengetahui dalam situasi apa anak suka bernyanyi dan jenis lagu-lagu yang mudah dinyanyikan oleh anak-anak. Untuk itu, guru perlu memiliki kumpulan lagu yang banyak dengan tema yang beragam pula.
Anak usia TK belajar berbicara dan bernyanyi dengan cara menirukan yang mereka dengar dan dilanjutkan dengan meresponnya serta mengekspresikannya dengan cara mereka masing-masing. Mungkin anda akan menemukan beberapa anak memiliki kemampuan lebih cepat belajar bernyanyi daripada belajar bidang kemampuan yang lain. Kelompok anak ini biasanya telah memiliki kesempatan lebih awal dan lebih luas bersentuhan dengan musik. Mereka ini akan lebih mudah menangkap pelajaran lagu baru yang anda berikan. Namun, anda tidak perlu risau apabila anda menemukan anak-anak yang sama sekali tidak dapat bernyanyi. Disinilah tugas anda untuk memperkenalkan kepada mereka suatu kegiatan yang mudah dan menyenangkan bahwa bernyanyi bukanlah sesuatu yang sulit atau yang menakutkan bagi mereka. Beberapa pendapat mengatakan bahwa kemampuan bernyanyi pada anak berkaitan dengan kemampuan dan bakat anak dalam musik. Namun demikian, ditemukan pula beberapa faktor yang dapat memengaruhi kemampuan bernyanyi pada anak, seperti sifat anak, kesempatan mengekspresikan  diri dalam pola-pola suara atu kesempatan mendengarkan dan berlatih bernyanyi, kepercayaan diri anak yang dibangun dari lingkungan anak yang sehat, serta materi suara anak.
Banyak faktor penting yang memengaruhi aktivitas bernyanyi pada anak. Pada contoh diatas, faktor-faktor yang memengaruhi adalah sifat anak, kebutuhan anak untuk mengekspresikannya dalam pola-pola bunyi, kepercayaan diri yang dimiliki anak dan lingkungan anak, serta suara anak.
Jika bernyanyi dianggap sebagai perluasan berbicara, harus segera pula disadari bahwa faktor-faktor yang memengaruhi kemampuan berbicara anak juga akan memengaruhi kemampuan bernyanyi anak. Mengapa ? Karena, bernyanyi sangat berhubungan erat dengan emosi sebagai bagian dari masalah psikologi.
Hal yang penting diperhatikan, seperti telah dijelaskan pada Modul 2, adalah kegiatan mendengarkan sejak dalam kandungan dan setelah bayi dilahirkan. Yang didengarnya adalah melody, selain dari pada detak jantung ibunya. Pada waktu anak belajar bernyanyi, unsur melodi menjadi dominan pada awalnya yang mengandung unsur nada dan ritme. Oleh karena itu, unsur ketinggian nada menjadi perlu amat diperhatikan untuk meletakkan dasar bagi perkembangan selanjutnya yang akan dibahas berikut ini.

1.      Ketinggian Nada
Pernahkah anda mendapatkan anak “bernyanyi hanya dalam satu nada” atau monoton? Artinya, dari nyanyiannya tidak terdengar naik-turun melodi lagunya, yang terdengar hanyalah melodi “datar” atau dengan nada yang sama (monotone).  Anak yang bernyanyi di luar melodi lagu biasanya disebut bernyanyi dengan nada sumbang. Keadaan ini terjadi karena anak tersebut tidak menyadari kemampuan mekanisme bernyanyi atau anak belum menyadari bahwa bernyanyi merupakan suatu kombinasi perubahan-perubahan pada ketinggian nada atau biasa disebut pitch dan ritme. Tiap-tiap anak memiliki kepekaan yang berbeda terhadap pitch. Anak yang memiliki kepekaan cenderung dapat bernyanyi  tanpa beban. Namun, beberapa anak mungkin memerlukan latihan sedikit lebih banyak dengan memusatkan perhatian pada tingkat pitch dan perubahannya sebelum mereka mempelajari melodinya secara utuh.
Untuk membantu anak agar dapat membedakan pitch, dapat dilakukan dengan berbagai cara berikut :
a.       Membedakan pitch yang beragam. Anak diminta untuk memukul dua benda yang apabila dipukul akan menghasilkan perbedaan ketinggian nada yang mencolok, misalnya benda yang terbuat dari logam, dalam hal ini dapat dipilih alat music triangle yang dibedakan dengan gendang besar. Setelah itu, tanyakan kepadanya suara mana yang terdengar melengking atau tinggi dan yang tidak melengking atau rendah.
b.      Menirukan model. Anda memintanya untuk menirukan suara anda. Lalu, serukan panggilan nama temannya dengan nada tinggi, misalnya “Sonya kemari!” anda meminta anak menirukannya. Selanjutnya, anda memanggil murid lain dengan sikap marah dengan nada rendah, kemudian mintalah anak menirukannya. Selanjutnya, latihlah anak dengan menggunakan kalimat-kalimat yang lebih panjang dengan nada yang tinggi dan rendah.

Bernyanyi bersahutan. Anak (si Ara) diminta untuk mendengarkan temannya (si Ari) yang telah mampu bernyanyi dengan benar. Setelah itu, adakan suatu permainan dalam menyanyikan lagu, yakni temannya (si Ari) diminta terlebih dahulu menyanyikan satu kalimat melodi, lalu (si Ara) diminta untuk menyanyikan kalimat melodi yang kedua. Kalimat melodi yang ketiga dinyanyikan oleh Aryo dan kalimat melodi yang selanjutnya oleh Maryam. Begitu seterusnya dinyanyikan berulang-ulang, anda dapat membuat variasi lain, misalnya anda menggantikan posisi keduanya, si Ara diminta memulai menyanyikan, kemudian temannya si Ari. Perbedaan keduanya harus jelas atau kontras. Variasi lain bisa menyanyikan lagu secara kanon, yaitu susul-menyusul. Misalnya, pada lagu “Cicak” dinyanyikan oleh empat orang. Lagu tersebut secara utuh dinyanyikan oleh keempat anak tersebut, tetapi tidak bersamaan mulainya, melainkan susul-menyusul. Ketika A menyanyikan melodi kedua, diam-diam merayap dan seterusnya, si B mulai dengan teks / melodi awal cicak-cicak di dinding. Lalu, C mulai bernyanyi ketika A mulai bernyanyi pada melodi ketiga dan B mulai bernyanyi pada melodi kedua. Demikian juga bagi D, dia mulai bernyanyi ketika A mulai bernyanyi pada melodi keempat, B pada melodi ketiga, dan C pada melodi keempat. Lalu, mulai dinyanyikannya bisa pada melodi sebagai berikut.
A : cicak cicak di dinding, diam diam dan seterusnya
B : ……….. cicak-cicak di dinding, diam dan seterusnya
C : ………….. cicak-cicak di dinding dan seterusnya
D : ........................ cicak-cicak di dinding dan seterusnya

2.        Alat Musik Pendukung
Dalam proses pembelajaran, guru sangat dianjurkan untuk memanfaatkan alat music yang ada sebagai pendukung kegiatan tersebut. Pemanfaatan alat tersebut bisa berupa permainan mendengarkan bunyi dari alat tersebut atau permainan mengiringi lagu. Misalnya, anak diminta untuk mendengarkan permainan melodi lagu yang anda mainkan secara utuh dengan alat musik yang anda sukai. Anak diminta mendengarkan anda memainkan melodi lagu secara utuh dengan alat musik yang anda kuasai. Setelah itu, anda ulangi sekali lagi, kemudian mintalah anak menyanyikan teks lagu dengan suara lembut. Nyanyikan bagian demi bagian. Apabila anak telah dapat menyanyikannya dengan benar. Anda dapat meminta mereka menyanyikan melodi dengan nada yang tepat. Anda tidak usah cemas. Hal demikian biasa terjadi karena memerlukan waktu untuk adaptasi dan menemukan cara mencapai ketepatan nada. Oleh karena itu, diperlukan bunyi alat music melodis yang seharusnya bisa menghasilkan ketinggian nada yang tepat sehingga bisa ditirukan dengan baik.
Selain anak mengalami pembelajaran formal, perdengarkan dan perlihatkan contoh orang bernyanyi dengan tepat dan denganmateri yang indah. Misalnya, hal tersebut dilakukan ketika ada pagelaran music yang lebih banyak menyajikan materi lagu/bernyanyi. Anak-anak diajak nonton pagelaran tersebut sekaligus mendengarkan alunan suara indah dari para penyanyi. Lakukanlah dengan rutin setiap ada kesempatan yang baik.

3.      Wilayah Suara
Wilayah suara anak TK perlu diperhatikan, berkisar antara not c hingga not d’ atau empat atau lima nada di sekitar not f dan not g.
Warna suara anak-anak biasanya tipis dan ringan, biasanya seperti suara suling. Artinya, pilihlah lagu dengan wilayah nadanya sesuai dengan wilayah suara anak. Hindarkan dari lagu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah  untuk dinyanyikan anak. Selain itu, guru perlu mendorong semangat dan perasaan yang diekspresikan dalam nyanyian mereka.
Kualitas suara anak tergantung pada factor-faktor, seperti pengalaman musical, struktur, dan perkembangan fisik anak serta contoh-contoh nyanyian yang pernah didengar mereka. Dalam proses belajar menyanyi, anak tidak hanya melakukan peniruan apa yang mereka dengar, tetapi mereka juga mengolaborasi dan mengeksplorasi kemampuan mekanisme vocal mereka. Perlu diperhatikan bahwa dalam proses belajar, masing-masing anak mempunyai ketertarikan dan minat yang berbeda. Anak tidak dapat dipaksa untuk tertarik atau berminat dalam kegiatan bernyanyi pada waktu tertentu. Untuk mengatasi hal ini, anda dapat menggunakan teknik-teknik yang menarik perhatian anak sehingga bisa merangsang dan memotivasi anak agar tertarik ikut bernyanyi. Misalnya, guru memperdengarkan lagu-lagu yang saat ini sedang digandrungi atau disenangi oleh anak-anak. Menurut pengalaman, biasanya kalau anak sudah menyenangi sesuatu hal, kita akan mendapatkan kemudahan untuk mempengaruhi mereka. Sekalipun hal tersebut dianggap kurang cocok bagi jiwa perkembangan anak, jika itu dijadikan salah satu model untuk merangsang minat mereka di bawah bimbingan guru, hal tersebut tidak akan jadi masalah selama guru memantau dan membimbing mereka.
4.      Memilih Lagu
Lagu anak-anak tentunya berbeda dengan lagu orang dewasa. Mereka memiliki karakteristik sebagai berikut :
a.       Memiliki keutuhan dan kelengkapan sehingga membuat lagu tersebut terasa enak dinyanyikan
b.      Memiliki pola-pola yang sederhana. Melodi nyanyian yang menarik dan mudah diingat walaupun tanpa teks dan dalam batas wilayah suara anak tentunya
c.       Wilayah nada melodinya mudah dinyanyikan anak
d.      Memiliki pola ritmis yang menarik, tetapi tidak sulit untuk dinyanyikan dan mengundang respon ritmis anak
e.       Isi  teks lagu tidak selalu merupakan nasihat yang ditulis untuk tujuan mendidik, tetapi dapat saja berisi hal yang jenaka, perkasa dan hal yang menarik dalam dongeng. Tema-tema yang kontras menambah pengalaman musical dan mengalami berbagai suasana hati. Anak menyukai hal yang langsung berhubungan dengan dirinya, seperti lagu “Kucingku” atau “Sepedaku”. Teks yang memiliki tekanan yang serasi dengan aksen pada ritme dan melodi amat membantu anak  bernyanyi dengan baik dan nyaman yang ditinjau dari aspek bahasa dan music



B.     KELAS BERNYANYI DI KANAK-KANAK
Anak-anak sebenarnya senang bernyanyi, baik secara berkelompok maupun sendiri/tunggal/solo. Biasanya, anak bernyanyi dalam tiga situasi kelas di TK. Berkumpul dengan keluarga dan sedang sendiri.
1.      Bernyanyi fisik lainnya, seperti berbaris memasuki kelas, menari, bermain atau  berolahraga. Lagu yang dinyanyikan adalah lagu-lagu yang bermelodi sederhana dan berirama yang kuat sebagai bagian yang mendukung aktivitas lainnya tersebut.
2.      Bernyanyi bersama orang tua dan anggota keluarga lainnya apabila dirasakan lagu itu menarik untuk dinyanyikan bersama. Umpamanya, saat menonton film music, mendengarkan music bersama, atau karaoke. Biasanya, bernyanyi bersama ibu, ayah atau pengasuh dilakukan saat menjelang tidur
3.      Kegiatan bernyanyi tunggal disukai anak. Anak  yang berani kerap kali memohon kepada gurunya agar diperbolehkan untuk mempertunjukan kemampuan bernyanyinya di depan kelas. Dengan memberikan kesempatan kepadanya untuk bernyanyi tunggal, anda akan menilai kemampuan musikalnya. Anda akan lebih mudah menilai dan menemukan cara yang tepat unuk membantu meningkatkan kemampuan anak.
Pengelolaan  kegiatan bernyanyi perlu memperhatikan waktu dan durasi kegiatan. Bernyanyi adalah kegiatan yang tampaknya ringan dan mudah. Namun, sebenarnya diperlukan energy yang cukup besar bagi anak-anak usia prasekolah. Bernyanyi bersama sebaiknya ditempatkan pada waktu yang tidak berdampingan dengan kegiatan lain yang memerlukan banyak energy dan tenaga anak-anak. Kegiatan bernyanyi sebaiknya tidak dilakukan sebelum atau sesudah kegiatan menggambar. Hal lain yang perlu diperhatikan oleh anda sebagai guru TK adalah durasi kegiatan ini. Mengingat tingkat usia dan kemampuan fisik anak, sebaiknya durasi atau waktu yang diperlukan untuk bernyanyi bersama memperhatikan factor ini. Durasi yang disarankan adalah 10-15 menit. Selanjutnya, durasi tersebut dapat diperpanjang sesuai dengan perkembangan kemampuan fisik dan psikis anak. Selain waktu dan durasi nyanyi bersama, guru juga perlu memperhatikan hal-hal yang lain, seperti posisi dan teknik bernyanyi. Alat music dapat menunjang pembelajaran, terutama untuk menuntun bernyanyi dengan nada yang tepat. Hal yang perlu diperhatikan adalah alat music tidak menghasilkan nada yang sumbang.
Sering terjadi anak-anak bernyanyi sambil duduk rapi dibangku masing-masing dengan tangan dilipat dan guru berdiri di depan kelas. Posisi duduk seperti ini secara teknis kurang menguntungkan karena posisi duduk dengan tangan dilipat di atas bangku akan mengakibatkan dada agak tertekuk ke depan karena tertarik oleh kedua lengan yang ditarik ke depan agar dapat saling bersilang di meja. Posisi seperti ini tentunya akan mengganggu keleluasaan anak bernapas dan berolah vocal. Selain itu, posisi seperti ini akan menghambat anak dalam berekspresi. Anak biasanya mengekspresikan lagu yang dinyanyikan dalam bentuk gerak tubuh dan mimic muka. Lalu, bagaimana posisi yang baik untuk mereka? Bernyanyi sebagai bagian dari music adalah sebuah media berkomunikasi, berekspresi dan bermain. Anda juga dapat mengajak anak bernyanyi sambil berdiri. Posisi berdiri lebih memberikan anak keleluasaan bergerak dan bernyanyi lebih bebas sehingga dapat mengekspresikan diri dalam suasana gembira dan ceria. Biasakan anak mengungkapkannya dengan bernyanyi dan tidak  berteriak yang  cenderung dilakukan anak karena akan dapat mengganggu organ suara untuk perkembangan selanjutnya.
Mengelompokan anak dalam kelompok-kelompok kecil adalah cara yang cukup efektif agar dihasilkan suatu kekompakan suara dalam bernyanyi.










DAFTAR PUSTAKA

Balitbang Depdiknas. (2002). Kurikulum, Hasil Belajar Pendidikan Usia Dini. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.

Bayless, Kathleen M. dan Marjorie E. Ramsey. (1986). Music A Way of Life for the Young Children. Columbus, Ohio: Charles A. Merrill Pub., A Bell and Howell Comp.

Bird, Wendy dan E.Bennet. (1988). Music All the Time. London: J&W. Chester Music.

Boyle, J.David dan Rudolf E.Radocy. (1987). Measurment and Evaluation of Musical Experiences. New York: Schirmer Books.

Christy, van A. (1975). Foundation in Singing. Lowa: Wm. C. Brown Company.

Findlay, Elsa. (1971). Rhythm and Movement: Application of Delcroze Eurrythmics. Evanston, Illinoiss: Summy-Birchard Comp.

Gordon, Edwin E. (1990). A Music Learing Theory for Bew Born Child and Young Chidren. Chicago: G.I.A Publications Inc.

Hoerman, D.  D. Bridges. (1984). A Developmental Music Program. Victoria.

Musical, Grace C. (1973). Today with Music. USA: Alfred Pub. Comp.

Pekerti, Widia. (1973). “Pengaruh Pembelajaran Terpadu Matematika dan Musik terhadap Hasil Belajar Matematika pada Murid Kelas 1 SD. Tesis Program Pascasarjana IKIP Jakarta.

Pekerti, Widia, et al. (1999). PPendidikan Seni Musik Tari/Drama. Jakarta: Universitas Terbuka.

Phillips, Kenneth H. (1996). Teaching the Kids Singing. Belmont: Thompson, Schimer.


0 comments:

Proudly Powered by Blogger.